Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta menteri pendidikan dan kebudayaan untuk mensosialisasikan rencana penerapan kurikulum yang baru, sehingga dapat diterima oleh masyarakat dan dipahami.

"Saya mengikuti, wacana atau diskursus menyangkut kurikulum baru yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Yang telah disusun dikembangkan dan disempurnakan oleh Mendikbud. Saya berharap komunikasikan dan sosialisasikan dengan baik kurikulum yang disusun itu," kata Presiden saat membuka sidang kabinet di Kantor Presiden Jakarta, Senin sore.

Ditambahkan Presiden,"jelaskan mengapa, perlu dilakukan penataan dan pengembangan kurikulum itu, ingat saudara - saudara dan ini perlu disampaikan secara luas kepada masyarakat luas, kepada parlemen, kepada komunitas pers dan siapa saja."

Presiden mengatakan sasaran pendidikan nasional tidak hanya kecerdasan anak-anak Indonesia, namun juga kesehatan jasmani dan juga kualitas sikapnya, termasuk toleran terhadap perbedaan dan memiliki wawasan yang luas.

"Bukan hanya manusia-manusia Indonesia yang cerdas, tetapi mereka anak-anak kita juga diharapkan manusia yang tangguh mentalnya, yang sehat jasmaninya, yang toleran dan rukun terhadap saudaranya yang berbeda agama, berbeda etnis, berbeda suku, berbeda daerah dan identitas-identitas lain," tuturnya.

Rendahnya kemampuan untuk bisa bertoleransi bisa menimbulkan kerugian termasuk terjadinya konflik-konflik antargolongan.

"Saya kira ini sangat relevan dengan kita yang majemuk. Oleh karena itu mari kita cegat hulunya. Kurikulum pendidikan kita metodologinya, evaluasinya, harus juga mencakup untuk menyiapkan bagaimana menyiapkan putra-putri kita menjadi manusia yang rukun, toleran yang mencintai perdamaian. Saya kira itu maknanya saudara-saudara. Oleh karena itu khusus mengenai kurikulum ini mendikbud, menko kesra teruslah dijelaskan, dikomunikasikan agar dimengerti dan nanti mendapatkan dukungan," kata Presiden.

(P008/C004) 

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013