Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau agar seluruh rumah sakit di Jakarta segera menerapkan sistem dalam jaringan. 

"Sistem online (dalam jaringan - Red) ini fungsinya adalah untuk mengetahui rumah sakit mana saja yang masih kosong, khususnya untuk ruang rawat inap kelas III," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Selain itu, ia mengungkapkan dengan diterapkannya sistem dalam jaringan, maka masyarakat juga dapat dengan mudah mengetahui rumah sakit mana yang paling mudah dijangkau dari tempat tinggal mereka.

"Jadi, kalau sakit, warga pemilik Kartu Jakarta Sehat (KJS) bisa berobat di rumah sakit yang terdekat dengan rumah mereka. Tidak perlu jauh-jauh mencapai rumah sakit tertentu," ujarnya.

Melalui sistem dalam jaringan, menurut dia, ketika ruang rawat inap di suatu rumah sakit sudah penuh terisi, rumah sakit tersebut dapat membantu pasien dengan cara memberikan referensi rumah sakit yang lain.

"Kalau kita lihat yang terjadi saat ini justru antar rumah sakit saling mengoper pasien. Pasien harus mendatangi banyak rumah sakit agar bisa dirawat inap. Hal ini yang ingin kita perbaiki," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta agar sistem online segera diterapkan di rumah sakit, sehingga masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang optimal dan memuaskan.

Basuki menambahkan dalam program Kartu Jakarta Sehat (KJS) tahun ini anggarannya telah ditambah, sehingga jumlahnya menjadi Rp1,2 triliun.

Selain itu, dalam program tersebut, Pemprov DKI juga menjalin kerja sama dengan 85 RS yang tersebar di seluruh wilayah ibukota. (R027/Z002) 

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013