Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengharapkan rasio kredit perbankan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

"Harapan kita kalau bisa ke depan itu (rasio kedit) bisa didorong terus dengan berbagai kebijakan. Kemarin kan arahnya begitu, kita ingin bank memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional," kata Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Irwan Lubis usai Rapat Panja Perbankan dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa.

Menurut Irwan, rasio kredit perbankan terhadap PDB saat ini mulai naik perlahan pasca krisis 1997-1998.

"Rasio kredit kita itu kan perlahan-lahan tapi naik terus, saat ini kan 31 persen tapi sebenarnya setelah krisis itu kan pelan-pelan kita naik," ujar Irwan.

Pada 1997-1998, lanjut Irwan, Loan to Deposit Ratio (LDR) sempat anjlok bahkan hingga sekitar kisaran 35 persen, namun sekarang LDR-nya sudah hampir 80 persen.

"Cuma karena memang GDP (PDB) kita membesar, dan kredit kita juga naik, secara perlahan-lahan rasio kredit perbankan terhadap GDP ini juga naik. Saya kira tadi malah di bawah 30 persen sekarang ternyata 31 persen," kata Irwan.

Kendati laba perbankan nasional mencapai Rp92,8 triliun atau tumbuh 23 persen per Desember 2012 dibandingkan 2012 sebesar Rp75 triliun, rasio kredit perbankan terhadap PDB masih belum maksimal dan terbilang rendah dibandingkan negara-negara lain.

Negara-negara tetangga bahkan mampu menembus rasio di atas 100, seperti Malaysia yang mampu mencapai rasio kredit perbankan sebesar 115,9 persen, Vietnam sebesar 111,6 persen, dan Thailand sebesar 131,9 persen.
(C005)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2013