Lombok (ANTARA) -
Bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengajak para pendukung untuk mengerjakan strategi nano targeting dengan basis kegiatan turun langsung ke bawah, bertemu langsung dengan rakyat.
 
Gubernur Jawa Tengah dua periode ini memberikan contoh ketika ada masyarakat yang butuh pertolongan, harus sigap mengulurkan tangan untuk membantunya.
 
"Percaya tidak Bapak/Ibu. Membesuk orang sakit itu bisa menghasilkan suara, sederhana. Atau kondangan datang, itu desa banget. Dari dahulu kami dorong," ujar Ganjar dalam acara konsolidasi PDI Perjuangan NTB di Lombok, Minggu.
 
Menurut Ganjar, banyak peluang dan momentum emas yang dapat dimaksimalkan untuk merebut hati masyarakat. Apalagi, masyarakat Indonesia adalah orang yang religius dan memegang adat istiadat ketimuran yang penuh etika.
 
"Banyak momentum- yang akan terjadi beberapa hari ini. Mengantar orang pergi haji, kemudian sebentar lagi Iduladha. Banyak sebentar lagi, yang agak religius pendekatannya," terang Ganjar.
 
Ganjar juga mengajak para pengurus ranting (desa) dan anak ranting (dusun) untuk membuat nano strategi, serta memetakan tokoh-tokoh dan bagaimana cara mendekati mereka.
 
"Nah, kalau ini dilakukan ada komunitasnya, tokohnya, kemudian mereka dikasih bekal untuk itu. Ini sebagai nano target. Target yang lebih kecil. Yang PAC-nya di mikrotarget. Akan tetapi, semua harus memetakan," ungkap Ganjar.
 
Dengan perhitungan ada 16.000 TPS di NTB. Ganjar mengajak untuk melakukan kalkulasi target yang detail dan lebih konkret, dan berbasis pada jumlah suara di tempat pemungutan suara (TPS)

"Sebanyak 16.000 TPS (perkiraan jumlah TPS di NTB), satu TPS ada 300 orang. Mau menang berapa? Sebanyak 51 persen, berarti berapa 150 lebih sedikit. Bisa tidak sekarang basis gerakannya berbasis TPS," jelasnya.
 
Dalam menjalankan target ini, Ganjar mengajak agar para pengurus di TPS diberikan pembekalan teknis dan pelatihan yang mumpuni. Pendekatan kepada masyarakat juga harus intensif dan membaur.
 
"Siapa di TPS itu disiapkan dilatih, kamu butuh mencari orang minimal 151 orang. Memastikan mereka diikat dengan perasaan, nilai-nilai, obrolan, itu cerita konkret," tegas Ganjar.
 
Ganjar pun mengatakan bahwa pendekatan kepada masyarakat harus dengan hati dan perasaan. Memang tidak semua akan ikut, tetapi setidaknya target yang disasar akan tercapai.
 
"Nanti yang tidak mau, ya, tidak apa-apa dihitung. Jadi, nanti akan menang berapa, TPS berapa di sini, siapa orangnya dan dekati, (target) 151 orang dicari bisa sampai 200 orang, datangi setiap hari," ungkap Ganjar.

Ia melanjutkan, "Kalau sehari mereka bisa datang kepada dua orang, tinggal dikalikan berapa orang yang dilakukan. Kalau dilakukan makin banyak orang, makin dapat profilnya."

Dalam acara konsolidasi ini, hadir Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI I Made Urip, dan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Rachmat Hidayat.
 
Seluruh pengurus DPC, ranting, anak ranting PDI Perjuangan se-NTB juga hadir dalam acara konsolidasi ini.

Baca juga: Puan usai bertemu AHY: Seperti kakak dan adik
Baca juga: Ganjar ajak PDIP NTB lawan politik identitas dengan program/gagasan


Sesuai dengan jadwal KPU, pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang penuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau  25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR RI 2019.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023