Leverkusen (ANTARA News) - Salah seorang arsitek yang membawa Korea Selatan melaju ke semifinal Piala Dunia 2002 menyatakan keyakinannya bahwa tim Korsel sekarang tetap menunjukkan kiprahnya dan akan menang melawan juara Piala Dunia 1998, Perancis, pada pertandingan Minggu. Pim Verbeek, asisten pelatih Guus Hiddink pada 2002 dan tangan kanan Dick Advocaat di Jerman, mengatakan, tim Korsel tidak memiliki beban dalam melawan Perancis setelah mereka membukukan kemenagan 2-1 atas tim debutan dari Afrika, Togo, sehingga mereka berada di urutan teratas Grup G. Perancis dari Swiss bermain imbang 0-0 pada pertandingan grup lainnya Selasa dan hal ini dapat menimbulkan tekanan pada Perancis menjelang pertandingan mereka melawan Korsel di Leipzig. Tim Perancis dapat saja dianggap sebagai tim terbaik tetapi Thierry Henry, Zinedine Zidane, Patrick Vieira DKK belum mampu memberi inspirasi menciptakan gol dalam 360 menit pertandingan mereka di Piala Dunia dan Verbeek mengatakan mereka sedang mencari bentuk baru. "Empat tahun lalu mereka berjuang dan apa yang saya dengan sekarang mereka masih tetap sedang berjuang," kata tokoh dari Belanda itu. "Tetapi mereka masih memiliki pemain dengan pengalaman internasional dan mereka pasti tahu kini kesempatan mereka terakhir. Bila mereka kalah atas kami (Kosrel) maka mereka akan berada dalam masalah besar," katanya. "Selain itu, kami ingin menang. Kami masih memiliki dua pertandingan lagi dan harus memenangi salah satunya. Semakin cepat semakin baik," tambahnya. "Bila kami menang atas Perancis maka kami bisa santai melawan Swiss. Bila kami tidak menang melawan Perancis maka kami harus bermain habis-habisan lawan Swiss," tambahnya. "Jadi saya kira setiap orang mengerti bahwa kami mencoba menang atas Perancis dan kami akan menang," tambahnya. "Tetapi kami agak sedikit releks. Karena bila kami kalah, kami masih dapat maju ke putaran berikutnya dengan mengalahkan Swiss. Jadi saya kira kami dalam posisi bagus dan belum berada dalam posisi aman," katanya. Pertemuan Sebelumnya Perancis sudah mengalahkan Korea Selatan dalam dua pertemuan mereka, menang 3-2 pada pertandingan pemanasan terakhir menjelang Piala Dunia 2002 dan 5-0 pada Piala Konfederasi 2001 di Korea, namun Verbeek mengatakan jarak antara kedua tim semakin dekat dalam empat tahun ini. "Lima tahun lalu kami kalah 0-5, empat tahun lalu kami kalah hanya 2-3. Rencana kami memenangi pertandingan kali ini. Jarak antara kami semakin dekat," katanya. "Saya tidak menyaksikan pertandingan pertama Perancis (melawan Swiss). Saya memiliki semua video dan laporan pertandingan. Kami akan melihat semuanya dalam beberapa hari ini dan kami akan siap," ungkapnya. Verbeek, yang berdampingan dengan Advocaat pada level pelatihan klub dan tingkat nasional sejak ia bergabung dengan Korea Selatan pada 2002, menambahkan bahwa ia tidak terkejut Swiss mampu menahan Perancis imbang 0-0. "Dari apa yang saya dengar dari tim kami dan yang kami lihat dari permainan Swiss, kami tahu bahwa mereka amat amat kuat. Jadi tidak mengejutkan bila mereka dapat menahan Perancis tanpa gol," katanya. Verbeek menempati posisi amat unik dibanding pasukan Korea Selatan pada turnamen 2002 dan 2006 dan sekarang ia mengatakan amat percaya diri tentang kemajuan tim Korea. "Hal yang berbeda, tentu saja, karena pada turnamen 2002 kami tidak pernah menang di Piala Dunia sedangkan sekarang kami datang sebagai semifinali Piala Dunia empat tahun lalu. Jadi tekanan terasa semakin berat," kata tokoh berusia 50 tahun itu. "Kami juga bermain di luar Korea, kendati cukup banyk penonton ketika kami main di Frankfurt sehingga rasanya seperti di rumah sendiri," katanya. "Namun akan berbeda dalam menghadapi Perancis dan Swiss. Tapi pada dasarnya kami merasa percaya diri akan dapat melewati kompetisi penyisihan grup," katanya dikutip DPA.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006