Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Hatta Radjasa mengatakan jalan Tol Gempol-Surabaya tidak boleh ditutup meskipun ada genangan lumpur panas akibat musibah pemboran gas alam oleh PT Lapindo Brantas. "Prinsipnya jalan tol (Gempol-Surabaya) tak boleh ditutup. Jalan tol harus tetap terbuka," kata Menhub Hatta Radjasa kepada wartawan seusai rapat dengan Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres Jakarta, Kamis. Menurut Hatta, pemerintah telah berencana membangun jembatan Belly diatas jalan tol tergenang lumpur panas tersebut. Saat ini, tambah Hatta, jembatan Belly dalam perjalanan menuju lokasi dan diharapkan dalam waktu lima hari sudah bisa terpasang. "Jembatan Belly ini sebagai alternatif terakhir. Dan akan selesai lima hari dari sekarang," kata Hatta. Jembatan Belly tersebut, tambah Hatta, akan dibangun tepat diatas lokasi genangan lumpur dengan panjang sekitar 200 meter. Untuk pembangunan jembatan ini, tambahnya, PT Bina Marga telah diperintahkan untuk membangun jembatan tersebut. Selain merencanakan pembangunan jembatan Belly, Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar mengatakan akan membangun tiga kolam besar guna menampung luapan lumpur panas tersebut. Setidaknya akan dibangun tiga kolam penampungan lumpur panas. "Jadi kita bangun tiga kolam besar. Satu kolam saat ini sudah selesai," kata Rahmat Witoelar. Menurut Rahmat, untuk kolam satu dan dua akan berkapasitas 240 ribu meter kubik sehingga akan mampu menampung lumpur panas dalam jangka waktu 50 hari. Sedangkan kolam yang ketiga juga akan memiliki ukuran sama sekitar 240 ribu meter kubik sehingga akan bisa menampung luapan lumpur panas dalam 50 hari juga. "Jadi masih ada waktu sekitar 100 hari kalau semburan lumpur panasnya tetap seperti sekarang sekitar dua ribu kubik perhari," kata Rahmat. Untuk pembangunan jembatan Belly maupun kolam penampungan lumpur tersebut, akan ditanggung oleh PT Lapindo Brantas. Namun ketika ditanyakan berapa dana yang diperlukan untuk pembangunan jembatan dan kolam terrebut, Hatta Radjasa mengatakan belum bisa memperkirakan tetapi berapapun hal ini harus dilakukan. "Ini pekerjaan yang harus dilakukan, berapapun biayanya," kata Hatta.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006