Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.701 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah sempat mengalami `rebound` tipis setelah pelaku pasar merespons kenaikan survey bisnis Prancis dan `price producer index` Jerman," kata seorang analis Reza Priyambada, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan data penurunan klaim pengangguran Inggris juga sempat memberikan sentimen positif.

"Akan tetapi, laju apresiasi rupiah mulai tertahan dengan sentimen negatif dari The Fed yang menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak negatif dari tingginya stimulus moneter AS. Kondisi itu membuat minim fluktuasi," katanya.

Selain itu, dia melanjutkan, "Federal Open Market Committee" (FOMC) juga menunjukkan adanya keinginan dari beberapa petinggi The Fed untuk menghentikan program pembelian obligasi sebelum kondisi tenaga kerja AS mengalami perbaikan yang signifikan.

"Kondisi itu membuat pasar semakin khawatir akan potensi pengetatan moneter dari The Fed. Belum lagi dari penurunan data-data indeks manufaktur di sejumlah wilayah Eropa sehingga makin menekan mata uang euro hingga akhir sesi," kata dia.
(KR-ZMF)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013