Cianjur, Jawa Barat (ANTARA News) - Setelah sempat bertahan satu pekan, Khojanah, bayi malang yang terlahir tanpa tulang tempurung kepala akhirnya menghembuskan nafas terakhir, pukul 09.30 WIB Jumat, di rumahnya di Kampung Kuntul, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat. 

Jasad bayi usia sepekan itu dimakamkan secara sederhana di pemakaman umum, di ujung kampungnya. Kedua orangtuan, Dewi Karlina dan Ivan Suhendar, mengantar buah hati itu, sebagaimana handai taulan lain di kampung.

Karlina dan Suhendar, pasrah dengan nasib anak keempatnya itu, sebagai garisan yang terbaik yang diberikan sang Maha Kuasa. "Mungkin ini yang terbaik bagi anak kami," ucap Karlina, seraya menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya.

Khojanah semula akan dibawa Jakarta untuk mendapat pertolongan medis atas kelainan struktur tulang penyusun tubuhnya itu. Karlina dan Ivan sempat membawa dia ke satu rumah sakit di Cianjur dan RS Hasan Sadikin Bandung, namun mereka tidak mampu menangani kasus langka pada bayi Khojanah itu.

Karlina dan Suhendar disarankan membawa pulang bayinya ke kampung mengingat keterbatasan fasilitas rumah sakit itu. Sekuat tenaga mereka berusaha, berpacu dengan waktu.... nasib berkata berbeda sama sekali. 

Karlina menuturkan, "Saat itu, dokter hanya menyarankan mereka pulang dan berharap mendapat keajaiban karena beberapa waktu lalu, kata dokter RS HS, bayi dengan kasus sama hanya bertahan hidup selama dua hari."

Mendapati hal itu, kedua orangtua bayi malang itu, hanya bisa pasrah. Sekalipun terlahir tanpa tulang kranium (tempurung kepala), Khojanah tetap menyusu dari ibunya secara normal. 

(KR-FKR/Y008)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013