Semarang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh mengumpamakan hubungan antara kementerian yang dipimpinnya dan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) seperti relasi suami-istri.

Sebagai layaknya pasangan suami-istri, kata M. Nuh di sela Sosialisasi Kurikulum 2013 di IKIP PGRI Semarang, Sabtu, pasti banyak godaan dari berbagai pihak yang menerpa sepanjang perjalanan perkawinannya, bisa dari tetangganya sebelah, anaknya sendiri, dan sebagainya.

"Sebagai suami-istri, `godane mesti akeh. Akeh sing nggoda, godane ra ono entek-enteke` (godaan yang datang pasti banyak. Banyak yang menggoda dan godaan datang tidak pernah ada habisnya--red)," katanya.

Namun, kata dia, sebanyak apapun godaan yang datang menganggu, hubungan baik yang dijalin Kemendibud dan PGRI selama ini jangan sampai terputus, yakni dengan keyakinan atas komitmen, visi dan misi ke depan.

Ia menjelaskan komitmen dan niat untuk memajukan mutu pendidikan di Indonesia bisa menjadi payung untuk mengelola berbagai godaan yang datang secara baik agar bisa melanjutkan perjalanan sampai tujuan.

Ibaratnya seperti payung, kata dia, payung tidak bisa menghentikan hujan, tetapi bisa menjadi solusi agar tidak kehujanan dan tetap bisa melanjutkan perjalanan menuju ke tempat tujuan secara baik.

"Payung apa bisa menghentikan hujan? Tidak bisa, tetapi bisa membantu agar tidak kehujanan. Sama seperti godaan, harus mampu kita kelola baik. Kita tetap rukun dan bareng sampai tujuan," kata Nuh.

Selain untuk menyosialisasikan kurikulum, kehadiran Mendikbud pada kesempatan itu juga untuk meresmikan gedung pascasarjana dan peletakan batu pertama pembangunan balairung IKIP PGRI Semarang.
(ANT)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013