Washington (ANTARA News) - Gedung Putih hari Kamis menyebut ke-2.500 serdadu Amerika Serikat tewas di Irak sebagai "tanda menyedihkan" dan menyatakan Presiden George W Bush yakin pria dan wanita itu tidak mati sia-sia. "Setiap presiden, yang mengalami perang, merasa sangat bertanggungjawab bagi pengiriman pria dan wanita ke tempat berbahaya dan sangat merasakan sakit yang dirasakan keluarga dan presiden ini tidak berbeda," kata jurubicara Tony Snow. "Itu selalu merupakan tanda menyedihkan dan salah satu yang dikatakan presiden ialah bahwa orang itu tidak mati sia-sia," sambung Snow seperti dikutip AFP. Angka kematian balatentara Amerika Serikat di Irak hari Kamis mencapai 2.500 orang dengan kematian satu Marinir, kata jurubicara Pentagon, Letnan Kolonel Jeremy Martin. Dari jumlah itu, 1.972 tewas dalam pertempuran. Tanggapan awal Snow menyiratkan kekecewaan, "Itu angka dan setiap kali terdapat satu dari batas 500, orang ingin sesuatu." Tapi, ia segera menambahkan, "Presiden sekarang ingin perang usai. Setiap orang ingin perang selesai sekarang." "Presiden mengerti bahwa kematian itu tidak dapat sia-sia dan Anda kini memiliki pemerintah, yang dapat membantu menjamin bahwa itu bukan masalahnya," kata Snow. "Satu hal yang kami lihat di Irak pekan ini merupakan kesaksian lebih jauh mutu pria dan wanita, yang melakukan itu, dan pengabdian serta kegigihan untuk mencoba menjamin bahwa rakyat Irak betul-betul hidup bebas, berdemokrasi sesuai dengan ciptaan dan rancangan mereka," katanya. Partai Islam Irak, partai politik Arab Suni, pekan lalu menuduh balatentara Amerika Serikat membantai lebih dari 20 warga Irak bulan lalu dalam serangkaian kejadian di seluruh negeri itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006