Yogyakarta (ANTARA News) - Awan panas Gunung Merapi (2.965 mdpl) masih terus terjadi, dan pada Jumat pagi teramati ada tiga kali dengan jarak luncur maksimum lima kilometer ke hulu Kali Gendol, wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Jumat, menyebutkan dari Pos Pengamatan Merapi di Ngepos, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB juga teramati terjadi delapan kali guguran lava pijar mengarah ke hulu Kali Krasak (Magelang, Jateng), dengan jarak luncur maksimum dua kilometer, dan 10 kali ke hulu Kali Gendol berjarak luncur maksimum satu kilometer. Sementara itu, hasil rekaman seismograf mencatat terjadi gempa fase banyak atau multiphase (MP) 79 kali, gempa guguran 59 kali, gempa vulkanik dangkal (VTB) dua kali, awan panas 10 kali, dan gempa tektonik dua kali. Menurut Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK, Drs Subandriyo, status aktivitas gunung ini masih tetap 'awas', terutama untuk sektor Gendol sampai radius delapan kilometer dari puncak Merapi. Sedangkan berdasarkan pengamatan visual, puncak gunung pada pagi hari cerah. Asap solfatara berwarna putih tipis, tekanan sedang dengan ketinggian asap maksimum 400 meter dari puncak teramati dari Pos Jrakah, Kabupaten Boyolali (Jateng). BPPTK Yogyakarta merekomendasikan agar wilayah di sepanjang alur Kali Krasak, Bebeng, Bedog, Boyong dan Kali Gendol dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung pada jarak 300 meter dari tebing sungai tetap dikosongkan, karena masih berpotensi terancam luncuran awan panas. Diingatkan pula agar semua kegiatan/aktivitas masyarakat, terutama penambangan pasir di sungai, berkebun dan beternak dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung, serta pendakian ke puncak Merapi dihentikan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006