Dhaka (ANTARA) - Saat ini pohon-pohon mangga sedang tumbuh subur di seluruh Bangladesh. Salah satu sentra utama penghasil mangga di negara itu adalah Chapainawabganj, sebuah distrik yang bahkan dikenal luas dengan julukan "Ibu Kota Mangga" di Bangladesh.

Dalam beberapa tahun terakhir, Chapainawabganj juga terkenal karena memproduksi mangga berkualitas tinggi dan bebas bahan kimia dengan menggunakan metode dari China.

Para petani mangga lokal mengatakan bahwa kondisi cuaca yang mendukung dan penggunaan metode China membantu menghasilkan produksi yang melimpah.

Metode pembungkusan buah dari China mulai populer di kalangan petani mangga sebagai alternatif yang efektif untuk menggantikan pemakaian pestisida kimia.
 
   Dua petani terlihat sibuk memanen mangga yang tumbuh subur di Distrik Chapainawabganj, Bangladesh. Saat ini waktunya panen raya buah mangga di "Ibu Kota Mangga" Bangladesh itu dan hasil panen dipasarkan ke berbagai daerah di negara Asia Selatan tersebut dan kawasan sekitarnya. (Xinhua)


Yakub Ali Milon, seorang pedagang mangga, mengungkapkan bahwa mereka harus mengimpor pembungkus buah tersebut dari China.   

Kini, saat mangga yang melimpah mulai menggelayuti ranting-ranting pohon dan memenuhi seluruh kawasan dengan aroma mangga, pasar-pasar buah di Distrik Chapainawabganj dan tempat-tempat lainnya mulai dipenuhi oleh para pencinta buah beraroma segar itu, begitu pula para pengekspor dan pedagang.

Sementara itu truk-truk yang mengangkut hasil panen musim panas ini sudah mulai menjangkau daerah-daerah lain di negara Asia Selatan tersebut dan kawasan sekitarnya.

"Mangga yang kami uji (menggunakan pembungkus ini) memiliki kualitas yang lebih baik. Serangga tidak dapat menyerang buah karena pembungkus ini," kata pedagang tersebut, seraya menambahkan bahwa dengan menggunakan pembungkus itu, mereka tidak perlu lagi menggunakan pestisida.

Berkat adanya pembungkus dari China itu, dia mengaku mereka dapat menyediakan mangga organik kepada pembeli meskipun harga pembungkus itu sedikit lebih mahal.
 
   Buah-buah mangga yang telah dipanen para petani di Distrik Chapainawabganj siap untuk dipasarkan. Para petani mangga lokal Bangladesh ini mengatakan bahwa kondisi cuaca yang mendukung dan penggunaan metode China dalam budidaya mangga sangat membantu menghasilkan produksi yang melimpah. (Xinhua)


Para pekerja seperti Ariful Islam, seorang petani dan pedagang mangga lokal, sibuk mengemas mangga-mangga "bergaya China" ke dalam keranjang-keranjang bambu untuk dibawa ke bazar menggunakan gerobak sepeda.

"Pada musim mangga ini, saya bekerja selama tiga sampai empat bulan untuk mendapatkan penghasilan setahun, dan saya memiliki 10 pekerja lain yang bekerja di sini," kata Islam kepada Xinhua baru-baru ini di pasar mangga Kansat di Chapainawabganj, yang merupakan pasar mangga terbesar di Bangladesh.
 
  Seorang petani memanen mangga yang bergelantungan di pohon yang berbuah lebat di Distrik Chapainawabganj. Otoritas pentanian Bangladesh menyebut panen raya buah mangga yang berlangsung dari Mei hingga Agustus tahun ini di perkirakan mencapai target produksi sebesar 400.000 ton. (Xinhua)


Di Chapainawabganj saja, Departemen Penyuluhan Pertanian Bangladesh mengatakan bahwa pada tahun ini mangga telah dibudidayakan di lahan seluas 37.000 hektare, dengan target produksi sebesar 400.000 ton.

Para petani mangga dan otoritas pertanian memperkirakan nilai penjualan buah yang menggugah selera itu akan mencapai sekitar 80 miliar taka (1 taka Bangladesh = Rp136) pada musim mangga tahun ini yang berlangsung dari Mei hingga Agustus.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023