London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Jumat waktu setempat (23/6/2023), memperpanjang penurunan untuk sesi kelima berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,54 persen atau 40,16 poin menjadi menetap di 7.461,87 poin.

Indeks FTSE 100 tergerus 0,74 persen atau 57,15 poin menjadi 7.502,03 poin pada Kamis (22/6/2023), setelah menyusut 0,13 persen atau 10,13 poin menjadi 7.559,18 poin pada Rabu (21/6/2023), dan merosot 0,25 persen atau 19,17 poin menjadi 7.569,31 poin pada Selasa (20/6/2023).

Saham Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring Ocado Group PLC anjlok 5,32 persen; serta perusahaan industri pengemasan multinasional Inggris DS Smith PLC terperosok 4,39 persen.

Sementara itu, saham GSK PLC, sebuah perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris dengan kantor pusat global di London melonjak 4,87 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan industri bahan kimia khusus Inggris Croda International PLC yang bertambah 2,05 persen; serta perusahaan multinasional Inggris yang memproduksi dan menjual rokok, tembakau, dan produk nikotin lainnya British American Tobacco PLC menguat 1,37 persen.


Baca juga: Saham di Inggris dibuka lebih rendah tertekan kekhawatiran resesi
Baca juga: Saham Inggris ditutup melemah, indeks FTSE 100 tergerus 0,74 persen
Baca juga: Saham Inggris dibuka jatuh, prospek kenaikan bunga BoE lebih tinggi


Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023