BIN belum bekerja optimal di Papua

Keluarga dan kerabat korban penembakan di Papua mengangkat peti jenazah yang tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Senin (25/2). Empat warga sipil korban penembakan gerombolan tidak dikenal di Papua adalah Yohanes Palimbong, Yohanes Lallo, Julius, dan Markus Kelvin Rendenan, yang dimakamkan di kampung halamannya Toraja Utara. (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

... padahal anggaran intelijen yang dikeluarkan sudah sangat besar... "

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P, Tjahjo Kumolo, menilai Badan Intelijen Negara (BIN) belum bekerja dengan optimal untuk menuntaskan kasus-kasus separatisme di Papua. Jumat lalu kelompok separatis menyerbu instalasi dan personel TNI AD di sana, delapan tentara dan empat warga sipil tewas.

"Pelacakan aparatur intelijen tidak pernah tuntas. Tertembaknya delapan aparat TNI AD dan empat warga sipil juga bukti intelijen bekerja tidak optimal," kata dia, saat ditemui di Gedung Nusantara II MPR/DPR, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pelaksanaan fungsi intel selama ini masih belum terpadu, padahal anggaran intelijen yang dikeluarkan sudah sangat besar.

"Di Papua banyak satuan intelijen yang tidak terorganisasi dengan baik. Sekarang muncul gerombolan tanpa bentuk adalah bukti dari kelengahan aparat kita," ujarnya.

(Y012)

Peringkat	Kontingen	Emas	Perak	Perunggu	Total
1	Papua	127	86	92	305
2	Jabar	110	92	75	277
3	Jateng	89	60	76	225
4	Kalsel	41	43	47	131
5	Sumut	27	32	15	74
6	Jakarta	25	32	41	98
7	Riau	22	31	36	89
8	Yogyakarta	22	20	32	74
9	Sumsel	15	16	21	52
10	Jatim	12	22	13	47
Selengkapnya