Washington (ANTARA News) - "Amerika Serikat sangat cemas 10 tahun setelah perang di Darfur meletus, penduduk Darfur terus menderita akibat keadaan semakin tidak aman, pelanggaran hak asasi manusia, dan kekerasan seksual," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Patrick Ventrell, dalam pernyataan.

Serangan-serangan pasukan pemerintah, pemberontak dan milisi menewaskan 300.000 orang, sebagian besar warga sipil dan menyebabkan sekitar dua juta orang meninggalkan rumah-rumah mereka.

"Menghentikan lingkaran aksi kekerasan dan pelanggaran hukum memerlukan tindakan hukum terhadap para pelaku," kata Ventrell dalam satu pernyataan, menyeru semua pihak bekerja sama mengakhiri aksi kekerasan tanpa prasyarat.

"Satu proses politik yang efektif dan melibatkan semua pihak sangat diperlukan untuk menghindari dekade lain perang dan mengatasi krisis pemerintah yang baik yang meningkatkan perang saudara di Sudan."

Darfur, satu daerah luas yang gersang seluas Prancis, dilanda perang saudara sejak Februari 2003 yang meletus saat pemberontak menentang terhadap apa yang mereka sebut pengabaian politik dan pembangunan ekonomi terhadap kelompok etnik hitam daerah itu oleh pemerintah Khartoum yang didominasi etnik Arab.

(H-RN/B002)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013