Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars M. Nashihin Hasan mengatakan pemuka agama tidak cukup hanya menguasai ayat-ayat dalam kitab suci untuk bisa membantu menyelesaikan persoalan duniawi.

"Kalau pemuka agama ingin berada di tengah-tengah persoalan duniawi, maka tidak cukup hanya menguasai ayat. Ayat itu harus diterjemahkan dan dihadapkan dalam kondisi sebenarnya," kata Nashihin dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Nashihin menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang menggelar sebuah konferensi bertajuk "The Conference of Muslim-Christians Religious Leaders of Asia" di sebuah hotel di Jakarta, dan melibatkan para pemuka agama muslim dan kristen di Asia.

Konferensi yang digelar sejak Senin (25/2) dan dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (28/2) tersebut, dihadiri oleh 55 pemuka agama dari 16 negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India, Jepang, Pakistan dan lain-lain.

Menurut Nashihin pada hari ini, Rabu, para pemuka agama tersebut telah melakukan kunjungan ke sejumlah instansi di Indonesia antara lain Komisi Pemberantasan Korupsi, Lembaga Bantuan Hukum, Walhi, serta Migrant Care.

Kunjungan itu menurut dia sejalan dengan komitmen para pemuka agama yang menyatakan tidak cukup menyelesaikan persoalan duniawi dengan sekedar menguasai ayat dalam kitab suci.

"Para pemuka agama yakin bahwa persoalan duniawi seperti konflik antaragama tidak selalu disebabkan oleh agama, melainkan masalah eksternal seperti ekonomi, politik dan budaya. Sehingga mereka melakukan dialog dengan sejumlah instansi tersebut, agar mendapatkan informasi terkait permasalahan-permasalahan duniawi yang ada," ujar Nashihin.

Nashihin menjelaskan pada Selasa (26/2) malam, para pemuka agama juga sempat melakukan dialog dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Pada kesempatan tersebut JK sempat menantang para pemuka agama untuk dapat menguasai persoalan duniawi.

"Waktu Selasa kemarin JK menantang para pemuka agama. JK bilang dirinya tidak begitu menguasai ayat-ayat Al-quran, namun bisa menyelesaikan konflik Poso dalam enam hari," kata Nashihin.

Nashihin menginformasikan pada Kamis (28/2) rencananya para pemuka agama dari 16 negara Asia akan kembali melakukan diskusi dengan sejumlah bekal informasi yang sudah diperoleh dari sejumlah instansi hari ini.

Nashihin mengatakan konferensi antarpemuka agama kali ini sengaja dilakukan dengan hanya melibatkan pemuka agama islam dan kristen. Menurut dia, ICIS selaku penyelenggara ingin dialog menjadi fokus, dan tidak terpisah-pisah.

"Memang dialog tidak bisa dicampur antara semua agama. Nanti ke depan kami juga akan melakukan dialog dengan para pemuka agama lainnya seperti budha dan hindu," ujar dia.
(R028/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013