Washington (ANTARA News) - Tentara operasi khusus AS merantai beberapa tahanan Irak di satu ruang dan hanya memberi mereka makan roti serta air putih selama 17 hari, demikian laporan militer AS yang disiarkan Jumat atas perintah pengadilan. Laporan dari Brigadir Jenderal Angkatan Darat Richard Formica itu, yang bertanggal 8 November 2004 tapi ditahan oleh Pentagon sampai sekarang, adalah hasil dari pemeriksaan segera setelah skandal pelecehan tahanan di penjara Abu Ghraib di Irak oleh prajurit operasi khusus AS. Laporan tersebut diserahkan oleh pemerintah AS kepada Serikat Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) atas perintah pengadilan sebagai bagian dari perkara hukum Peraturan Kebebasan Informasi. Laporan itu juga menggambarkan tahanan dikurung di sel yang sangat sempit, termasuk seorang tahanan yang telanjang "karena ia terus-menerus mengencingi dirinya sendiri dan pakaiannya", dan dipaksa mendengarkan suara musik yang sangat keras guna mencegah mereka berkomunikasi serta tidur. "Dokumen pemerintah sendiri memperlihatkan bahwa pelecehan tahanan di Irak, Teluk Guantanamo dan Afghanistan tersebar luas dan berlangsung secara sistematis," katanya seperti dilaporkan Reuters. "Itu memperlihatkan pasukan tugas operasi khusus berulangkali terlibat dalam pelecehan tahanan dan mereka terus lolos dari hukuman," kata pengacara ACLU Amrit Singh. "Kebijakan AS ialah memperlakukan semua tahanan secara manusiawi," kata Letnan Kolonel Mark Ballesteros, jurubicara Pentagon. Laporan tersebut, kata Ballesteros, "mencakup peristiwa sebelumnya --semua itu bukan pelecehan baru-- dan kami telah melakukan langkah penting guna menyelidiki, melakukan pembuktian dan mengubah operasi kami jika perlu". Laporan tersebut menggambarkan tentara operasi khusus, di instalasi penahanan sementara pada April 2004, menyekap tahanan di satu ruangan dengan rantai sepanjang 0,9-1,2 meter, dan hanya memberi mereka makan roti dan air putih, selama 17 hari. Tetapi laporan itu menyimpulkan makanan tersebut "bukan dimaksudkan sebagai hukuman dan, untuk waktu singkat, hanya makan roti cukup untuk menjaga kesehatan dan mencegah kemerosotan gizi". Namun, menurut laporan tersebut, "dalam penilaian saya, jika benar sebagaimana dugaan dalam kasus seorang tahanan, 17 hari hanya makan roti dan minum air putih terlalu lama", tapi menyatakan ia "tampaknya berada dalam kondisi baik". Laporan itu memberi contoh satu kasus yang melibatkan seorang tahanan yang ditahan di instalasi penahanan sementara tim operasi khusus di sel sempit --dengan ukuran 51CmX1,2 meter-- selama tujuh hari, dan seorang tahanan disekap dalam keadaan bugil. Menurut laporan tersebut, ruang penahanan itu tak memenuhi standard bagi penahanan, dan menyebut pelucutan pakaian tahanan sebagai tindakan yang tak dapat diterima serta menyatakan satu pekan orang berada di sel semacam itu sudah terlalu lama. Laporan tersebut tak merekomendasikan disiplin bagi personil AS dan menyimpulkan peristiwa itu "bukan hasil dari usaha sengaja atau keji oleh pasukan AS untuk melecehkan tahanan". Laporan tersebut menyerukan perbaikan pendidikan dan pelatihan mengenai prinsip Konvensi Jenewa dan kekeliruan komando yang lebih besar.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006