Pekanbaru (ANTARA News) - Pemerintah sebaiknya menjajaki pemberian hibah dari sejumlah negara di Timur Tengah untuk pemulihan daerah bencana gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng). "Cara ini lebih baik daripada melakukan komitmen utang baru sebesar US$3,7 miliar dari Consultative Group on Indonesia (CGI)," ujar Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid di Pekanbaru, Sabtu. Ia mengatakan, dirinya mendapat kabar negara-negara Timur Tengah berniat memberikan hibah untuk pemulihan daerah bencana gempa di DIY dan Jateng. Seharusnya pemerintah menindaklanjuti niat pemberian hibah tersebut. Menurut dia, pemerintah harusnya berorientasi bukan menambah utang Indonesia, akan tetapi justru membayar utangnya kepada sejumlah lembaga seperti IMF dan CGI. "Karena APBN Indonesia telah sengsara akibat membayar utang luar negeri kepada sejumlah lembaga asing itu," jelasnya. Hidayat mengatakan, dirinya menolak bila Indonesia menggunakan utang luar negeri untuk recovery DIY dan Jateng dengan beberapa alasan. "Negara pemberi utang memberi syarat 25 persen dari dana pendampingan tersebut kembali ke negaranya. Ini sama saja dengan kita membayar gaji kepada negara pemberi utang," tuturnya. Begitu pun dengan pinjaman luar negeri berbentuk pembiayaan program untuk recovery DIY dan Jateng, dengan program tersebut, Indonesia harus membeli sejumlah barang dari negara-negara pemberi utang. Ia mengkhawatirkan utang tersebut akan mengangkangi duka nestapa masyarakat Jateng dan DIY yang tertimpa musibah. "Bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman tersebut justru dapat membiayai program pendidikan di Indonesia yang masih tertinggal," kata Hidayat. Dia berharap rencana berutang kepada CGI belum menjadi sebuah kebijakan pemerintah. Untuk itu ia meminta DPR mengkritisi rencana pemerintah berutang dan membatalkannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006