Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan struktur geologi sekitar lokasi pusat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, umumnya adalah sesar naik.
 
"Kejadian gempa bumi itu diperkirakan dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan, seperti retakan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi dalam dimensi kecil," kata Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
 
Sugeng mengimbau struktur bangunan harus dibangun menggunakan konstruksi tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan.
 
Mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural harus ditingkatkan mengingat Kabupaten Keerom tergolong rawan bencana gempa bumi.
 
Berdasarkan analisis Badan Geologi, Kabupaten Keerom yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang.
 
Pada bagian selatan hingga barat daya merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal. Wilayah itu umumnya tersusun oleh tanah keras (kelas C) dan sebagian lainnya tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).
 
Batuan penyusun wilayah itu adalah batuan berumur pra tersier berupa batuan metamorf, batuan berumur tersier (batuan sedimen, batu gamping), dan endapan kuarter berupa endapan sungai dan endapan rawa.
 
Sebagian batuan berumur pra tersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter, batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
 
Sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi itu tidak menimbulkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," kata Sugeng.
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa darat berkekuatan 6,2 magnitudo berada pada koordinat 3,71 derajat lintang selatan dan 140,25 derajat bujur timur.
 
Gempa tektonik berkekuatan 6,2 magnitudo yang berpusat di darat, yakni 69 kilometer barat daya Keerom, Papua pada Senin (3/11) pukul 11.51 WIT.
 
Gempa yang terjadi pada kedalaman 33 kilometer itu dirasakan dengan parameter MMI atau Modified Mercalli Intensity, yakni gempa bumi berdampak dan dirasakan warga di daerah Wamena dengan skala III MMI.

Tak hanya wilayah Wamena, gempa itu juga dirasakan di Jayapura dengan parameter MMI, yaitu skala II sampai III.
Baca juga: BPBD Papua: Belum ada laporan dampak gempa M 6,2 di sekitar Keerom
Baca juga: BMKG sebut gempa magnitudo 6,2 guncang Keerom Papua
Baca juga: BMKG catat 6 kali gempa susulan pascagempa guncang Keerom di Papua

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Muhammad Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA 2023