Jakarta (ANTARA News) - Tren perbankan mengalihkan fokus dari kredit korporat ke kredit mikro dinilai akan berdampak baik bagi masyarakat, kata Managing Director PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Irman A Zahiruddin.

"Tren ini bagus buat masyarakat. Kalau dari sisi korporasi kan biasanya kredit jangka panjang pada umumnya misalnya pembangunan jalan tol, tapi kalau kredit mikro kan langsung berdampak kepada industri produktif, apalagi kalau induksi produktifnya itu industri kreatif," ujar Irman saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Tren kredit mikro, lanjut Irman, saat ini muncul sebagai alternatif karena permintaan kredit-kredit korporat yang jumlahnya berkurang.

"Memang sekarang kan kredit-kredit di korporasi pada umumnya kredit-kredit dalam jumlah yang sangat besar, nah, permintaan dari kredit-kredit yang sangat besar itu sekarang berkurang. Sementara bank juga dikenakan pinalti jika LDR (Loan to Deposit Ratio) di bawah ekspektasi Bank Indonesia," kata Irman.

Oleh karena itu, perbankan harus menyalurkan kredit ke sektor yang dinilai potensial, tuturnya.

"Salah satunya yang dilihat sangat potensial memberikan margin yang sangat bagus adalah di mikro, makanya banyak bank yang masuk di mikro," ujar Irman.

Saat ini, sejumlah bank sedang gencar mengincar segmen kredit mikro atau ritel bisnis yang sebelumnya hanya dikuasai segelintir bank.

Tingginya margin bunga bersih (NIM) kredit ritel menggiurkan bank-bank lain untuk ikut menikmatinya, misalnya Bank Mandiri. Bank dengan aset terbesar ini mulai mengalihkan fokusnya dari kredit korporat ke kredit mikro. Belum lagi bank-bank kecil lain seperti Bank Pundi dan BJB (Bank Jabar Banten).
(C005/D007)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013