Beirut (ANTARA News) - Konflik bersenjata mengarah perang saudara Suriah telah berlangsung dua tahun. Sejak itu, sudah satu juta warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangganya, di antaranya Jordania, Turki, Lebanon, Irak, dan Mesir dan sejumlah lain tiba di Amerika Utara dan Eropa.

Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Rabu, menyatakan, "Sekitar separuh dari para pengungsi itu adalah anak-anak, sebagian besar berusia di bawah 11 tahun, dan jumlah mereka yang mengungsi meningkat setiap hari."

"Dengan satu juta orang mengungsi, jutaan lainnya terlantar di dalam negeri, dan ribuan orang terus melintasi perbatasan setiap hari, Suriah terancam bencana skala penuh," kata Komisioner UNHCR, Antonio Guterres, dalam satu pernyataan.

"Kami melakukan segala usaha yang dapat kami lakukan, tetapi kemampuan bantuan kemanusiaan masyarakat internasional kecil. Tragedi ini harus dihentikan."

Hampir dua tahun lalu, rakyat Suriah mulai meninggalkan negara mereka ketika pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mulai menembaki para pemrotes pro-demokrasi.

Lebanon, negara paling dekat ibu kota Suriah, Damaskus, adalah negara paling kecil tetangga Suriah tetapi paling banyak menerima pengungsi.

al-Asaad yang tetap berkeras mempertahankan kursi kepresidenannya walau pertempuran berubah menjadi peperangan antara warganya sendiri. Belum lama ini dia menegaskan, kepergiannya dari tampuk pimpinan di negaranya tidak serta-merta menghentikan perang saudara.

(H-RN/B002)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013