Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia jatuh pada awal perdagangan Rabu, setelah perlambatan aktivitas jasa-jasa China merusak sentimen dan karena pasar mengalihkan fokus mereka ke rilis risalah pertemuan Federal Reserve dan laporan pekerjaan utama AS di akhir pekan.

Kondisi pasar tenang setelah hari libur umum Hari Kemerdekaan AS di Wall Street pada Selasa (4/7/2023). S&P 500 berjangka turun 0,1 persen dan Nasdaq berjangka turun 0,2 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,7 persen. Nikkei Jepang juga turun 0,4 persen, menandai penurunan sesi kedua berturut-turut setelah naik ke level tertinggi baru tiga dekade.

Saham Australia, indeks S&P/ASX 200 berkurang 0,2 persen setelah bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga stabil pada Selasa (4/7/2023) tetapi memperingatkan pengetatan lebih lanjut.

Di China, sebuah survei menunjukkan ekspansi di sektor jasa-jasa terus melambat pada Juni, menambah tanda-tanda bahwa pemulihan pasca-COVID di negara itu mulai melemah.

Indeks saham-saham unggulan China CSI300 merosot 0,5 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong terpangkas 1,3 persen.

"Meskipun sepertinya China telah mengambil dua langkah mundur, langkah selanjutnya bisa menjadi tiga langkah maju," kata Andrew McCaffery, kepala investasi global di Fidelity International, menambahkan bahwa saham China diperdagangkan dengan diskon yang signifikan, dikutip dari Reuters.

"Ini mungkin terasa sedikit kontradiktif saat ini, tetapi ini merupakan titik masuk yang menarik, terutama karena ada beberapa tanda stabilisasi dalam hubungan AS-China."

Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan mengunjungi China akhir pekan ini, tetapi meningkatnya ketegangan di bidang teknologi, dengan Beijing membatasi ekspor dua logam langka dan Washington dilaporkan melarang perusahaan China mengakses komputasi awan, membebani sentimen yang lebih luas.

Namun, saham beberapa pembuat produk China yang digunakan untuk membuat cip menguat karena kekhawatiran pasokan membuat harga logam lebih tinggi.

Pedagang sekarang menantikan rilis risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed pada Rabu waktu setempat dan laporan penggajian non-pertanian pada Jumat (7/7/2023).

Pasar hampir yakin bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada Juli setelah berhenti bulan lalu.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Amerika Serikat menambahkan 225.000 pekerjaan bulan lalu, melambat dari 339.000 perolehan pekerjaan di bulan sebelumnya, dan pendapatan rata-rata cenderung stabil pada pertumbuhan bulanan 0,3 persen.

Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone, mengatakan baru sebulan yang lalu pasar ingin melihat pasar kerja yang mendingin untuk tanda-tanda bahwa kenaikan suku bunga Fed berhasil.

"Tampaknya sekarang tesis telah berkembang, dan pasar ingin melihat penciptaan lapangan kerja yang kuat, dengan syarat pada pertumbuhan upah yang lemah."

Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah, indeks Shanghai merosot 0,16 persen
Baca juga: IHSG diperkirakan mendatar seiring sentimen global dan regional
Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi menjelang libur Kemerdekaan AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023