Moskow (ANTARA) - Pemerintah Rusia pada Rabu mengatakan bahwa mereka belum mengambil keputusan final mengenai perpanjangan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha keras untuk memperpanjang perjanjian yang akan berakhir 17 Juli tersebut.

“Kami belum mengumumkan keputusan kami secara resmi, kami akan melakukannya pada waktu yang tepat,” ujar juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov.

Kesepakatan tersebut merupakan perjanjian yang menjamin keamanan ekspor produk pangan asal Ukraina melewati perairan yang dikuasai oleh Rusia.

Rusia telah secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak melihat adanya alasan untuk memperbarui perjanjian tersebut karena hambatan ekspor yang dikenakan pada komoditas biji-bijian dan pupuk yang berasal dari Rusia.

Pihak Barat masih mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan isu ini, kata Peskov.

“Masih ada waktu untuk memenuhi bagian dari kesepakatan tersebut yang menyangkut kepentingan negara kami. Hingga kini, bagian tersebut belum dipenuhi, oleh karena itu, saat ini, tidak ada alasan untuk memperpanjang perjanjian ini,” tegasnya.

Bersamaan dengan penandatanganan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam pada Juli 2022, PBB dan pemerintah Rusia juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai komitmen PBB untuk memfasilitasi perdagangan pupuk dan produk Rusia lainnya tanpa hambatan ke pasar global.

Sekretaris Jenderal Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Rebeca Grynspan mengatakan kepada para wartawan di Jenewa, Swiss, bahwa kedua perjanjian tersebut bersifat penting.

“Kita harus terus berupaya menurunkan harga dan menjamin kestabilan pasar pangan dan pupuk dunia. PBB tetap berkomitmen untuk melakukan segala upaya demi keberlanjutan perjanjian-perjanjian tersebut,” kata Grynspan.

Grynspan menyatakan bahwa ada kemungkinan ia akan berkunjung ke Rusia untuk menemui para pejabat setempat sebelum Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam habis masa berlakunya.

Untuk memenuhi MoU tersebut, pemerintah Rusia menyampaikan beberapa syarat, antara lain memperbolehkan Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) kembali menggunakan SWIFT -- sistem perbankan internasional yang berbasis di Belgia.

Financial Times melaporkan pada Senin bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan usulan untuk mengizinkan bank tersebut mendirikan anak perusahaan agar dapat kembali terlibat dalam jaringan keuangan global.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Selasa menyatakan menolak ide tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada usulan yang dapat menggantikan persyaratan untuk memulihkan akses Rosselkhozbank ke SWIFT tersebut.

Baca juga: PBB ingatkan dampak berhentinya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam
Baca juga: Uni Eropa pertimbangkan izinkan bank Rusia demi ekspor pangan Ukraina

Baca juga: Koridor Laut Hitam angkut lebih dari 30,5 juta ton biji-bijian

Sumber: Reuters

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023