London (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun Senin karena kekhawatiran gangguan pasokan minyak mulai berkurang meyusul kesediaan negara produsen utama minyak Iran untuk mengadakan kesepakatan diplomatik dengan pihak Barat mengenai program nuklirnya, kata para pengamat. Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) kemudian menyatakan bahwa permintaan terhadap minyak produksi OPEC akan meningkat hingga 100.000 barrel per hari pada tahun ini. "Permintaan minyak mentah dari OPEC pada tahun ini diperkirakan mencapai rata-rata 28,7 juta barrel per hari, ada kenaikan 0,1 juta barrel per hari dibandingkan perkiraan pada bulan lalu," kata OPEC dalam laporan bulannya untuk bulan Juni, seperti disiarkan AFP. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 67 sen menjadi 69,21 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik sebelum pasar resmi AS dibuka. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 93 sen menjadi 68,07 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik. "Harga minyak berjangka terus mengalami penurunan setelah ada pernyataan dari Iran bahwa negara itu bersedia mengurangi ketegangan antara Teheran dengan Barat," kata analis Sucden, Sam Tilley. Iran bersedia untuk membatasi program nuklirnya tetapi tidak akan menghentikan kegiatan pengayaan uranium yang merupakan syarat awal untuk pelaksanaan pembicaraan internasional, demikian laporan Financial Times Senin mengutip sumber-sumber dalam negeri Iran. Sumber itu juga menambahkan bahwa Teheran akan memberi jaminan kepada komunitas internasional bahwa program nuklir Iran bertujuan damai. Sejumlah analis mengatakan bahwa Iran yang merupakan negara produsen minyak keempat terbesar di dunia, dapat menghentikan ekspor minyaknya apabila PBB menerapkan sanksi agar Iran menghentikan kegiatan pengayaan uranium. Pada Senin Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan bahwa pemerintah Iran sangat serius memperhatikan insentif yang ditawarkan masyarakat internasional bagi Teheran agar menghentikan pengayaan nuklirnya. Pada hari yang sama Iran menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menerima syarat apap pun untuk melakukan pembicaraan internasional yang meminta agar kegiatan pengayaan nuklirnya dihentikan. "Pasar merespon pernyataan Iran tetapi diperkirakan bahwa jalan masih panjang sebelum didapat solusi jangka pendek atas sengketa Iran dengan Barat, sehingga diperkirakan harag minyak belum akan turun lebih jauh," kata Tilley. Sementara itu, diperkirakan bahwa harga minyak dapat melambung hingga 100 dolar AS per barel jika sanksi ekonomi dijatuhkan Iran sehubungan kontraversi program nuklir, kata mantan kanselor Jerman Senin. Dengan harga minyak sekarang pada 68,5 dolar AS per barel, para ahli minyak mengkhawatirkan bahwa pemberlauan sanksi Iran, yang merupakan produsen minyak kedua di OPEC, akan menghentikan ekspor minyak mentah yang akan mengakibatkan menguatnya harga minyak di dunia.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006