Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk mengamankan ketersediaan beras di dalam negeri, menyusul ancaman El Nino yang berpotensi memicu kemarau ekstrem sehingga dikhawatirkan mengganggu panen.

“Mengamankan ketersediaan beras di dalam negeri, mulai dari mendorong Bulog untuk tetap melakukan penyerapan, melakukan perbaikan irigasi, pemetaan wilayah lahan rawa hingga menyiapkan petani menghadapi kemarau ekstrem,” kata Bamsoet sapaan akrabnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Bamsoet juga meminta komitmen pemerintah, Bulog, dan Badan Pangan Nasional (NFA) untuk menyiapkan mitigasi secara tepat demi meminimalisasi dampak yang dapat ditimbulkan,

“Khususnya di tengah kemarau ekstrem yang akan memasuki puncak pada semester kedua yang diyakini akan mempengaruhi tingkat produksi gabah hingga beras dalam negeri,” ujarnya.

Di sisi lain, dia meminta pula pemerintah agar mempertimbangkan membuka keran impor beras dengan tetap terukur dan menyesuaikan kebutuhan beras nasional sebagai opsi kedua (second choice) agar ketersediaan beras tetap aman.

“Mengingat, data Badan Pangan Nasional mencatat total cadangan beras di Bulog hingga awal Juli 2023 hanya 627 ribu ton, yang mana jumlah tersebut jauh dari batas aman yang diinginkan pemerintah diatas satu juta ton,” tuturnya.

Dia kemudian meminta pemerintah bersama Badan Pangan Nasional untuk lebih menggencarkan kampanye diversifikasi pangan dalam menyikapi tantangan peningkatan konsumsi beras sebagai bahan pokok bersamaan dengan jumlah penduduk yang kian meningkat.

‘’Dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap beras sebagai bahan pokok,” ucapnya.

Terakhir, Bamsoet mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta bijak dalam membeli beras dengan tidak melakukan pembelian besar-besaran agar menghindari terjadinya kelangkaan beras.

Sebelumnya, Kamis (6/7), Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menekankan pentingnya strategi dan antisipasi yang bijak seluruh elemen masyarakat di tanah air dalam menghadapi dampak El Nino yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus-September 2023 mendatang.

“Kita dihadapkan pada ancaman kekeringan karena fenomena El Nino yang bisa berdampak pada produksi pangan secara nasional. Kemarau panjang dan ekstrem ini harus benar-benar kita antisipasi dengan strategi yang baik,” kata UKP Mardiono saat menyampaikan pidato kunci dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai El Nino yang dikutip di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Bapanas dorong BUMN bidang pangan tambah stok hadapi el nino

Baca juga: Kementan persilakan petani akses KUR dalam menghadapi el nino

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023