Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Senin, kembali ke angka 92 terhadap dolar dan tidak jauh dari level terendah lebih dari 15 bulan setelah kemerosotan yang dipicu oleh pemberontakan bersenjata yang gagal bulan lalu.

Kontrol modal dan penyusutan impor telah membantu melindungi rubel dari geopolitik selama lebih dari 16 bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina, tetapi pawai pemimpin tentara bayaran Yevgeny Prigozhin yang dibatalkan menuju Moskow pada 24 Juni bergema melalui pasar dan menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

Pada pukul 07.17 GMT, rubel melemah 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 91,56, setelah mencapai 93,854 minggu lalu, titik terlemah sejak 28 Maret 2022.

Mata uang Rusia tidak berubah untuk diperdagangkan pada 100,33 versus euro dan menguat 0,2 peren terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 12,63.

Mencari untuk memproyeksikan aura ketenangan, otoritas Rusia telah menyalahkan penurunan sekitar 7,0 persen rubel dalam beberapa minggu terakhir pada penurunan pendapatan ekspor dan pemulihan impor, tetapi para analis mengakui dampak dari kekhawatiran politik dalam negeri dan peningkatan arus keluar modal bersih.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 77,86 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia lebih tinggi. Indeks RTS berdenominasi dolar menguat 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 979,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel terangkat 0,5 persen menjadi 2.846,5 poin.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023