Jakarta (ANTARA) - PT Sucofindo berkomitmen untuk menekan laju emisi karbon, baik dalam bentuk penguatan program maupun strategi melalui Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Saat ini Sucofindo memiliki Jasa Verifikasi & Validasi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan kualifikasi verifikator dan validator yang kompeten pada sektor usaha energi,” kata Direktur Komersial PT Sucofindo Darwin Abas dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dalam pelaksanaan kegiatan validasi dan verifikasi GRK, Sucofindo memelihara prinsip-prinsip untuk menjaga kenetralan tanggung jawab, keterbukaan, kerahasiaan, dan kemampuan untuk menanggapi keluhan dan banding dalam setiap tahapan proses validasi atau verifikasi.

Hal itu juga tidak terlepas dari persyaratan Lembaga Verifikasi dan Validasi yang tertuang di dalam, SNI ISO/IEC 17029, SNI ISO/IEC 14065, dan ISO 14064-3.

Baca juga: Usaha Indonesia menekan emisi dapat pengakuan internasional

Sucofindo menilai dibutuhkan kerja sama antara LVV GRK untuk mendorong percepatan ekosistem jasa verifikasi serta kesepakatan protokol verifikasi emisi level organisasi, baik di sektor instalasi maupun pembangkitan.

Hal itu sejalan dengan kebutuhan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap LVV independen yang memiliki kompetensi dan kapasitas sumber daya yang mumpuni untuk melaksanakan kegiatan validasi atau verifikasi 99 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam fase I ETS 2023.

Oleh karena itu, Sucofindo bersinergi dengan LVV independen lain, seperti PT. TÜV Rheinland dan PT Mutu Agung Lestari, guna menghasilkan prosedur standar yang menghindari bias hasil verifikasi dan validasi.

Komitmen Sucofindo terhadap penekanan laju emisi karbon bertujuan untuk mendukung komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon melalui Nationally Determined Contributions (NDC) terkait isu perubahan iklim.

Nationally Determined Contributions (NDC) sendiri berisi komitmen Indonesia terhadap agenda pengurangan emisi karbon, baik dengan upaya sendiri yang bisa mencapai 31,89% atau 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Baca juga: Mewujudkan transformasi pendidikan di sekolah "net zero carbon"

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2023