Makassar (ANTARA News) - Hingga Selasa siang, Polisi sudah menemukan tujuh jenazah korban banjir di Kota Sinjai, ibukota Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Bripda Wawan, seorang staf Polres Sinjai yang dihubungi melalui telepon membenarkan hal itu dan mengatakan sekitar 15 orang lagi belum diketahui nasibnya dan masih dicari aparat bersama warga setempat. Wawan belum bisa merinci nama-nama korban yang umumnya anak-anak itu serta alamat mereka masing-masing karena masih terus diidentifikasi, namun diperkirakan, korban umumnya berasal dari Kelurahan Biringere. Jenazah-jenazah itu ditemukan hanyut di sungai dan sebagian lagi terkurung di dalam reruntuhan rumah yang hancur karena disapu air yang cukup deras. Jenazah-jenazah itu kini disimpan di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Sinjai. Sedangkan jumlah rumah yang hanyut terbawa banjir baru tercatat enam unit, namun diperkirakan masih bertambah karena wilayah yang dilanda banjir ini cukup luas. Ketinggian air yang menggenangi Kota Sinjai yang berpenduduk 200.000 jiwa lebih ini mencapai sekitar setengah sampai satu meter, sementara hujan masih mengguyur. Akses transportasi melalui darat ke daerah itu juga terputus karena genangan air yang cukup tinggi di jalan raya dan jembatan di antara Bulukumba dan Sinjai terputus. Banjir juga dilaporkan menggenani lima desa di Kabupaten Bulukumba yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga dengan ketinggian air sampai satu meter, mengakibatkan 11 rumah hanyut, meski dilaporkan belum ada korban jiwa. Kapolres Bulukumba AKBP Ponagi yang sedang berada di desa Ujung Loe mengatakan, ketinggian air di desa itu mencapai sekitar 1,1 meter. Banjir bandang yang terjadi di Sulawesi Selatan ini ternyata melanda delapan kabupaten yakni Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Selayar dan Luwu Utara. Laporan sementara yang dihimpun ANTARA hingga Selasa siang mencatat ada 10 orang korban tewas yakni tujuh di Sinjai, dua di Bantaeng dan satu orang di Luwu Utara. Gubernur Sulawesi Selatan HM. Amin Syam saat ini sedang meninjau lokasi-lokasi banjir mulai dari Takalar sampai ke Sinjai.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006