Zagreb (ANTARA) - Beberapa politisi dan media Barat tertentu menggambarkan China sebagai "risiko" dan menganjurkan pengurangan risiko atau "de-risking" .

Ini adalah permainan politik yang pasti tidak akan berhasil, kata Robert Frank, seorang analis politik Kroasia, kepada Xinhua dalam sebuah wawancara pada Senin (10/7).

"China tidak diragukan lagi adalah peluang, bukan risiko. China membuat kemajuan yang menakjubkan, sehingga setiap negara di dunia, termasuk Kroasia, perlu menemukan cara untuk bekerja sama dengannya demi keuntungan bersama," kata Frank.

Kunjungan ke Beijing baru-baru oleh para pemimpin dunia dan pejabat senior, termasuk dari Eropa, adalah bukti bahwa dunia tertarik untuk bekerja sama dengan China karena mereka menganggap ekonomi terbesar kedua di dunia itu sebagai peluang daripada risiko, kata Frank.

Para pemimpin dunia dan pejabat senior, termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, mengunjungi China baru-baru ini.

Selain itu, chief executive officer (CEO) dari sejumlah perusahaan multinasional, termasuk Elon Musk dari Tesla, Mary Barra dari General Motors, dan Jakob Stausholm dari Rio Tinto Group juga mengunjungi China.
 
   


Dunia, termasuk Eropa, mendapat banyak manfaat dari bekerja sama dengan China, oleh karena itu kerja sama perlu dilanjutkan, katanya.

Dia menyebutkan bahwa dalam hal mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan China, Eropa tidak boleh tunduk pada tuntutan Amerika Serikat, dan hanya boleh mengikuti kepentingannya sendiri.

Selain itu, ekonomi China yang sedang berkembang juga memberikan dorongan bagi pemulihan ekonomi dunia, kata Frank.

"Jika China goyah, akan ada kesulitan yang sangat besar bagi dunia. Itulah alasannya mengapa penting agar ekonomi China terus tumbuh lebih kuat, karena akan memberikan manfaat besar juga bagi dunia," imbuhnya.

Dia juga mengutip perkiraan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) bahwa China diproyeksikan berkontribusi lebih dari sepertiga pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023