Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power, Subholding PT PLN (Persero), menyebutkan Kampung Kopi Konservasi di Desa Pegundungan, Banjarnegara, Jawa Tengah, yang merupakan binaan Unit Mrica PGU, telah menerapkan konsep penciptaan nilai bersama atau creating shared value (CSV).

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan pihaknya terus melakukan inovasi salah satunya melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan menciptakan CSV bagi korporasi maupun masyarakat, sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan.

"Setiap program TJSL PLN Indonesia Power diharapkan dapat menciptakan CSV, sehingga dapat berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ujarnya.

Menurut dia, PLTA Mrica PGU terus mewujudkan komitmennya dalam aspek lingkungan dan sosial di sekitar pembangkit, dengan menjaga kualitas aliran Sungai Serayu lewat pemberdayaan masyarakat sekitar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengatakan Kampung Kopi Konservasi binaan PLN IP Mrica PGU merupakan salah satu contoh implementasi konsep CSV yang menguntungkan bagi masyarakat dan korporasi.

"Ini merupakan salah satu contoh implementasi dari konsep CSV, ada upaya win-win solution dari masyarakat dan perusahaan. Bagi masyarakat, ini merupakan opsi yang tepat dalam mengembangkan pencaharian baru dan tentunya yang paling penting lagi untuk melindungi fungsi setiap komponen DAS Serayu dalam mencegah erosi, sedangkan bagi PLN IP, adalah keberlanjutan PLTA Mrica yang memanfaatkan air Sungai Serayu," ujarnya.

PLN IP Mrica PGU telah melakukan pelatihan dan pendampingan hingga menjadikan Desa Pegundungan sebagai Kampung Kopi Konservasi yang merupakan pengembangan dari Program Sekolah Lapangan yang diinisiasi sejak 2009.

Selain meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas air dan sedimentasi karena Desa Pegundungan merupakan daerah yang berpengaruh terhadap pergerakan laju sedimentasi Sungai Serayu.

Senior Manager Mrica PGU PS Kuncoro menjelaskan program dilakukan secara bertahap dan melalui banyak penelitian sebelum pada akhirnya terwujud Kampung Kopi Konservasi yang berguna bagi lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat.

"Sebelum adanya program kampung kopi konservasi, di Desa Pegundungan ini, rata-rata lahannya digunakan untuk menanam kentang dan sayuran, yang kita tahu bahwa ini berpotensi menambah laju sedimentasi," ujarnya.

Terletak di ketinggian 1.300-1.500 mdpl, Desa Pegundungan menghasilkan kopi dengan merek Kopi Senggani dengan jenis varian unggulan yaitu arabika yang memiliki cita rasa yang khas dan nikmat.

Kopi Senggani pun menjadi kopi konservasi, yaitu kopi yang dihasilkan dari budi daya kopi dengan mengutamakan pelestarian atau perlindungan kawasan yang diterapkan oleh petani.

Selain mampu mengurangi erosi tanah yang mengakibatkan sedimentasi di Waduk Mrica, konsep ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi petani sekaligus sebagai tempat edukasi budi daya kopi berbasis agroeduwisata di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Melihat kondisi itu, KLHK hadir dalam kegiatan panen Kopi Senggani di Desa Pegundungan seluas 44 ha dengan melibatkan anggota Kelompok Tani Bangkit berjumlah 99 orang yang menghasilkan kopi 30 ton yang akan berlangsung hingga Agustus 2023.

Baca juga: PLN IP Mahakam jalankan restorasi terumbu karang lewat program TJSL
Baca juga: PLN Indonesia Power catat pendapatan bersih Rp6,6 triliun pada 2022
Baca juga: PLN Indonesia Power memborong 18 penghargaan TOP CSR Award 2023

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023