Manado (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) siap membayar secara paralel pinjaman atau utang dari Dana Moneter Internasional (IMF) jika telah dimintakan pemerintah. Pembayaran pinjaman IMF bisa dilakukan BI bila ada perintah dari pemerintah, kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanudin Abdullah kepada ANTARA News di sela-sela Kongres XVI Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Selasa di Manado. Sulawesi Utara. Sebelumnya, sejumlah kalangan telah mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan utang-utang IMF sekitar 7,51 dolar Amerika, jika tidak dilunasi saat ini akan membawa beban besar pada tahun mendatang. Menurut Burhanudin, sampai saat ini pemerintah belum memberikan arahan dan petunjuk tentang sistem pembayaran paralel tersebut. BI sudah menyiapkan term untuk penyelesaian utang IMF tersebut, namun harus ada kajian-kajian lebih mendalam lagi," jelas Ketua DPP ISEI terpilih periode 2006-2009. Apalagi pihak pemerintah dan BI telah sepakat untuk mempercepat pembayaran utang tersebut yang masih ditaruh sebagai penambah cadangan devisa. Utang akan dibayar pemerintah melalui BI dilakukan secara bertahap, yakni Juni dan November atau Desember 2006, sekitar 5,131 miliar SDR (Special Drawing Right) atau 7,51 dolar AS. "Sistem pembayaran ini tidak perlu negosiasi kembali, dan hal biasa dilakukan. Presiden sudah memintakan untuk diselesaikan pembayaran selama dua tahun, tetapi bisa juga setahun," ungkap Burhanudin. Dana dari IMF yang ditaruh untuk memperkuat cadangan devisa, memang diharapkan mampu menanggulangi persoalan ekonomi yang ada, termasuk gejolak akibat kenaikan minyak dunia dan sebagainya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006