Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Etik Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jusuf Kalla mengimbau kader-kader HMI untuk menyelesaikan konflik dengan cara-cara yang akademis, bukan cara preman.

"Kita harus lakukan dengan cara-cara akademis, siapa yang tidak setuju, sampaikan alasannya. Kalau tidak seperti itu, HMI hanya akan menjadi preman dan belum akan menjadi panutan," kata Jusuf Kalla dalam pidatonya pada Pembukaan Kongres HMI XXVIII di Jakarta, Jumat.

Jusuf Kalla juga mengingatkan kader HMI untuk menempuh cara-cara intelektual dalam memecahkan masalah.

"Ketidakpuasan kader HMI harus disampaikan dengan cara-cara intelektual, jangan gunakan lempar sepatu, itu cara rendahan," katanya.

Mantan Wakil Presiden itu juga mengingatkan kader HMI untuk tidak menggantungkan diri kepada satu kelompok.

"Kita jangan sampai outsourcing, tapi harus menyelesaikan semua sendiri (internal HMI)," kata Kalla yang juga meminta HMI fokus dan tetap kritis terhadap masalah-masalah kebangsaan.

"Ini adalah kerangka kita mewujudkan negara makmur dan sejahtera," kata Kalla yang kemudian mengimbau kader HMI untuk meniru teladan Rasulullah yang berperilaku adil.

"Jika anaknya, Fatimah, mencuri, maka Rasulullah sendiri yang akan memotong tangannya. Artinya, kita jangan bela senior secara emosional saja tetapi harus secara hukum," katanya.

Dia mengatakan HMI harus menjawab tantangan dengan profesional, yakni kembali pada dasar hakiki tujuan HMI sehingga bisa menjalankan peran kebangsaan di tengah masyarakat.

"Marilah kita kembali, tetap pada rasa korektif dan kritik terhadap siapapun yang salah," katanya. 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013