Garut (ANTARA News) - Pengolahan sampah di Kabupaten Garut hingga menjadi kompos memerlukan biaya Rp1.000 per kg kompos sehingga untuk rencana produksi 3,5 ton kompos asal sampah per hari akan menelan dana operasional sekira Rp105 juta per bulan atau Rp1,26 miliar per tahun. "Rencana itu bisa terlaksana jika ada pengadaan mesin pencacah sampah berharga Rp20 juta per unit yang mampu memproduksi 1 ton kompos dari bahan baku berupa 3 ton sampah organik basah," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Kabupaten Garut Widiyana di Garut, Selasa (20/6) sore. Dengan pengolahan menjadi kompos maka 40 persen dari 240 meter kubik sampah di Garut bisa diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis dan jutru bermanfaat bagi pertanian. "Dana operasional dan pembelian mesin tersebut diharapkan bisa mengucur melalui perubahan anggaran tahun 2006 ini," katanya. Program pengolahan sampah menjadi kompos merupakan program lanjutan yang perlu didukung mengingat Kabupaten Garut telah berhasil meraih Piagam Adipura, karena pengolahan menjadi kompos itu sangat memerlukan peran serta masyarakat yang harus mau memilah sampah anorganik dan organik. "Masyarakat harus mau digerakkan untuk membantu menanggulangi masalah sampah, sesuai dengan obsesi mewujudkan pemerintah yang baik dibidang lingkungan hidup bermotokan pembangunan hidup berbasis masyarakat," kata Widiyana. Namun program itu masih mempunyai hambatan karena sampah yang telah dipilah oleh masyarakat ketika diangkut oleh petugas disatukan kembali di dalam truk akibat belum tersedianya angkutan sampah khusus untuk organik dan anorganik. "Pengadaan jenis angkutan sesuai dengan sampah yang sudah dipilah juga memerlukan biaya operasional dua kali lipat dibandingkan dengan pola angkutan selama ini," katanya. Selain pengolahan kompos, upaya lainnya menanggulangi sampah bisa memanfaatkan jasa ternak sapi yang mampu mengambil sebagian sampah sebagai makanan sehari-hari. "Pada tempat pengolahan sampah bisa disebar puluhan ekor ternak sapi yang biasa makan sampah sehingga sedikit banyak mengurangi volume sampah, dan hal itu berhasil dilakukan pada beberapa daerah," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006