Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan PT Asuransi Jasindo (Persero) jajaki kemungkinan membentuk perusahaan patungan bidang jasa asuransi yang akan direalisasikan pada semester II/2013.

"Pembentukan perusahaan patungan bidang asuransi sejalan dengan rencana bisnis BTN meningkatkan "fee based income"," kata Direktur Utama BTN Maryono, di sela acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama BTN dengan Jasindo di Jakarta, Senin.

Menurut Maryono, pembentukan perusahaan patungan bidang asuransi sangat mendesak bagi perusahaan karena selama ini nasabah BTN dicover oleh sejumlah perusahaan asuransi.

"Total kredit BTN pada tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp81 triliun, dengan jumlah nasabah berkisar 5 juta, seluruhnya dicover oleh asuransi. Dengan pembentukan perusahaan asuransi maka seluruhnya bisa dicover sendiri tanpa dicover oleh perusahaan asuransi swasta," kata Maryono.

Pada tahun 2013, BTN menargetkan pendapatan "fee based income" mencapai sekitar Rp560 miliar, naik 66 persen dari "fee based income" tahun 2012 yang mencapai sekitar Rp300 miliar.

Maryono yang baru memimpin BTN sejak akhir 2012 ini mengatakan, alasan BTN memilih Jasindo sebagai mitra karena memiliki reputasi, yaitu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia, memiliki jaringan luas dan juga bertindak sebagai perusahaan reasuransi.

"Jika Bank Mandiri bekerja sama dengan perusahaan asuransi asing, maka BTN lebih memilih bersinergi dengan BUMN asuransi," tegas Jasindo.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk merealisasikan pembentukan perusahaan patungan asuransi tersebut BTN dan Jasindo masih mengkaji apakah membentuk perusahaan baru atau mengakuisisi perusahaan asuransi yang sudah ada.

"Kalau mengakuisisi perusahaan asuransi yang sudah ada dinilai lebih menguntungkan, ya akan kita lakukan. Sebaliknya, jika lebih menguntungkan membuat baru ya akan kita bikin perusahaan baru saja," ujarnya.

Meski demikian Maryono belum bersedia menyebutkan berapa besar modal awal perusahaan yang akan dibentuk tersebut, termasuk porsi saham antara BTN dengan Jasindo.

Sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) aset sebuah perusahaan asuransi minimal mencapai Rp100 miliar.

"Saya tidak bisa menyebutkan berapa porsi BTN pada perusahaan asuransi yang akan dibentuk, tapi kami berharap bisa mayoritas," ujarnya.

Terkait dengan sumber pendanaan, Maryono mengutarakan BTN sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp50 miliar dari internal kas perusahaan yang dapat digunakan sebagai modal patungan.

Menurut catatan, sampai dengan akhir tahun 2012 total aset BTN mencapai Rp112 triliun, tumbuh 25,39 persen dibanding tahun 2011, total kredit dan pembiayaan mencapai Rp81 triliun, dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp81 triliun, dengan laba bersih Rp1,36 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama Jasindo Budi Tjahyono menyambut baik rencana pembentukan perusahaan patungan antara BTN dengan Jasindo.

"Sinergi ini merupakan bagian dari kerja sama kedua perusahaan, yang berdampak positif bagi masyarakat pengguna produk dan jasa baik Jasindo ataupun BTN. Kerja sama ini juga akan saling memanfaatkan produk dan jasa yang memperkuat bisnis masing-masing pihak," ujar Budi.

Jasindo merupakan BUMN dalam bidang asuransi kerugian, yang telah melayani pelanggan di beberapa wilayah Indonesia dengan dukungan 85 kantor cabang, dan kantor penjualan dengan memberikan proteksi pada 9 kelompok korporasi dan 11 kelompok produk ritel.
(R017/R010)

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013