Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas secara simbolis ekspor 17 kontainer benang produksi pabrik asal Jateng ke India dan Brazil.

"Kita senang hari ini Duniatex bisa mengekspor benang ke India dan Brazil. 17 kontainer dikirim, artinya perdagangan mulai bagus, pabrik-pabrik mulai hidup kembali dan ekspor kembali berjalan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Dia menyatakan ekspor benang ke India dan Brazil dengan nilai mencapai satu juta dolar Amerika atau senilai Rp15 miliar.

Ganjar menegaskan, hampir seluruh sektor industri di Jawa Tengah telah bangkit dan ikut mengungkit perekonomian. Hal itu pun berdampak untuk memicu kebangkitan di sektor lain.

Seperti halnya yang dialami oleh Duniatex Group sebagai perusahaan tekstil yang mampu bertahan dari kondisi pasca pandemi COVID-19.

"Ini membanggakan buat kita, apalagi industri tekstil tidak mudah untuk bisa bertahan hari ini. Maka dunia tekstil mencoba menunjukkan kapasitas dirinya sebagai sebuah perusahaan profesional," jelasnya.

Lanjut dia, untuk bertahan dalam pasar perdagangan tekstil, Ganjar meminta perusahaan untuk dapat melebarkan sayap dengan cara menambah hasil produk dari bahan dasar yang dibuat.

Tak hanya itu, Ganjar juga mengingatkan perusahaan untuk menjaga hubungan industrial dengan investor dan para pekerja. Sehingga pencapaian-pencapaian yang didapat bisa dirasakan bersama-sama.

"Saya juga pesankan hubungan industrialnya dengan buruh juga baik, sehingga kondisi yang tidak mudah ini bisa dilalui bersama. Nanti saat ekonomi pulih juga dinikmati bersama-sama. Kita harapkan ini bagian dari semangat untuk bisa bangkit kembali dalam sisi ekonomi," harapnya.

Sebagai informasi, nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah pada April 2023 mencapai 905,51 juta dolar amerika atau sekitar Rp13,58 triliun.
Baca juga: Gubernur Jateng lepas ekspor 400 ton benang ke India dan Brasil
Baca juga: Ekspor produk benang pintal poliester RI ke India berpotensi menguat
Baca juga: Kemendag inisiasi ekspor benang ke Brazil
Baca juga: Produksi benang bedah berpotensi untuk kebutuhan ekspor

Pewarta: Fauzi
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023