"SPT asli itu tetap ada di tangan kita. Tidak pernah ada yang bocor SPT asli. SPT punya Presiden dan pejabat negara disimpan di tempat yang aman," katanya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penyebab kebocoran SPT milik keluarga Presiden adalah upaya peretas (hacker) yang masuk ke sistem informasi Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan. Data yang beredar di publik, kemungkinan adalah hasil retasan yang tak bisa dikonfirmasi.
Ia mengatakan, apabila angka dalam SPT sudah keluar dari sistem informasi pajak, data tersebut tak akan bisa dikonfirmasi. Karena, angkanya selalu berubah.
Dia juga menjamin bahwa siapapun yang berusaha membocorkan SPT milik wajib pajak, maka hal tersebut akan diproses secara hukum.
"Tiap hari kan hacker berusaha masuk ke sistem kami. Per hari ada ribuan hacker yang berusaha masuk. Tapi, kan kita punya firewall. Jadi, pasti akan ketahuan, kan ada log book-nya," ujarnya.
Ditjen Pajak sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi dan mencegah upaya kebocoran SPT wajib pajak.
"Jadi, SPT yang bocor di media itu belum tentu benar. Saya juga tidak mau mempermalukan media manapun. Saya belum bisa bilang perkembangan proses pengusutannya karena ini masih dalam investigasi," katanya.
Ia menegaskan, tidak pandang bulu soal kasus kebocoran pajak.
Jika terbukti ada keterlibatan pihak internal, ia menyatakan, maka akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
"Pihak internal maupun luar sama saja, ditindak," katanya.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, ujarnya, Ditjen Pajak akan sangat bekerja keras dalam menjaga sistem perpajakan.
Apalagi, Ditjen Pajak menerapkan sistem online untuk uang masuk, dan untuk itu peningkatan mutu sumber daya manusia akan dilakukan guna mencegah kebocoran pajak.
"Kami akan selalu melawan hacker dengan adu pintar saja. Kami punya sistem. Kami berusaha jaga kalau ada yang berusaha menerobos masuk. Di antara pengganggu itu, ada yang gagal dan ada yang berhasil. Tapi, kalau berhasil masuk ke sistem pun, kami akan tahu," demikian Fuad Rahmany.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013
