Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, menyatakan adanya isu kudeta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya kudeta simbolik, bukan berbentuk fisik.

"Sebenarnya isu kudeta tanggal 25 Maret 2013, apakah diartikan harfiah/fisik atau hanya simbolik. Kalau saya lebih melihat pada arti simbolik bahwa mereka ingin meledakkan kesadaran kolektif bahwa pemerintahan sekarang ini sudah tidak bisa diharapkan. Saya memaknainya begitu, bukan suatu rencana aksi kudeta secara fisik untuk menggulingkan SBY dari posisi presiden," kata Mahfudz di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, isu kudeta simbolik itu dikarenakan ketidakpuasan masyarakat sipil atas kinerja pemerintah.

"Hasil survei menunjukkan turunnya kredibilitas, popularitas pemerintahan, termasuk SBY sendiri dan ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan di masyarakat," ungkap Mahfudz.

Karena tidak puas, maka kelompok tersebut semakin banyak, tapi tidak memiliki kekuatan massa yang cukup besar untuk menggulingkan pemerintahan.

"Kelompok itu bertambah dan menguat baik dari unsur masyarakat sipil, purnawirawan, dan mahasiswa. Mereka kritis dan mereka tak akan diam, bekerja dan bergerak, dan salah satunya isu kudeta," kata politisi PKS itu.

Ia meminta kepada pemerintah dan SBY untuk tidak menyikapi sikap kritis masyarakat sipil itu secara berlebihan.

"Penyikapannya juga jangan terlalu berlebihan sehingga justru menjadi bumerang bagi pemerintahan dan SBY sendiri," pungkasnya.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013