Jakarta (ANTARA) -
Ketua Harian Himpunan Keluarga Maluku Utara (HIKMU) Donny Gahral Adian Sjah Kamarullah menyatakan wilayah Maluku Utara bukan sekadar satu provinsi di Indonesia Timur dengan segenap data demografi dan geografi.

“Maluku Utara adalah sejarah perjuangan konfederasi empat kesultanan (Tidore, Ternate, Jailolo dan Bacan) yang disebut sebagai Moloku Kie Raha. Empat kesultanan berjuang mati-matian mempertahankan setiap jengkal laut dan daratan dari invasi kolonialisme Eropa. Prinsip yang dipegang teguh: seluruh kekayaan alam di Maluku Utara adalah hak seluruh masyarakat Maluku Utara tanpa terkecuali,” kata Donny dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.
 
Donny menuturkan bahwa saat Indonesia diproklamasikan, empat kesultanan dengan ikhlas menyerahkan kedaulatan tanpa pamrih. Hal ini termasuk seluruh kekayaan alam yang sudah dipertahankan dan dijaga selama ratusan tahun.
 
Mereka percaya Maluku Utara akan menjadi bagian dari kesejahteraan bersama Indonesia. Janji tersebut pun tertanam di sanubari setiap putra dan putri Maluku Utara.
 
“Saat ini Maluku Utara disebut sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia," katanya.

Adapun kekayaan alam yang berlimpah di darat dan laut menjadi primadona ekonomi yang memacu pertumbuhan Maluku Utara. Namun, di sisi lain kesenjangan ekonomi masih cukup lebar.

Masih banyak perkampungan nelayan yang beralaskan tanah dan berdinding kayu. Angka stunting juga masih cukup tinggi.
Lebih lanjut, dia mengingatkan janji historis bernama kemakmuran bersama. Sumbangsih Maluku Utara terhadap ekonomi nasional sepatutnya diganjar setimpal, karena Indonesia bukan cuma Jawa.
 
“Kami atas nama masyarakat Maluku Utara meminta pemerintah memperhatikan Maluku Utara khususnya mereka yang masih papa dan lunta,” ucap Donny.

Ia memberikan pesan khusus pada para calon pemimpin bangsa ini agar Maluku Utara tidak hanya dilihat sebagai statistik melainkan sejarah perjuangan kemakmuran bersama.

Untuk itu, afirmasi politik dan ekonomi dibutuhkan demi kejayaan Maluku Utara. Sebab, ia percaya masa depan Indonesia bukan di Barat melainkan di Timur.

"Semoga Allah subhanahu wa taala meridai ikhtiar kita semua memakmurkan Maluku Utara dan Indonesia Raya. Amin YRA," pungkasnya.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2023