Semarang (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapat ikut berperan membangkitkan bangsa sesuai dengan nama partai tersebut.

"Karena PKB itu dari namanya sudah Partai Kebangkitan Bangsa, jadi berorientasi pada pembangunan kebangsaan itu, saya kira itu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.

Pada hari Minggu ini, Presiden Joko Widodo membuka puncak Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB. Puluhan ribu kader PKB dari berbagai daerah di Indonesia juga akan menghadiri acara tasyakuran yang dilakukan di Solo, Jawa Tengah tersebut.

Wapres Ma'ruf Amin diketahui pada masa pasca reformasi 1998, menjadi penasihat PKB beserta Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selama periode kepresidenannya dari 1999 sampai 2001.

"Supaya PKB itu, menjalankan misi partainya seperti digariskan ketika didirikannya. Apa namanya itu, khitah PKB itu seperti apa," tegas Wapres.

Wapres berharap PKB tetap menjalankan peran-peran kebangsaannya.

"Hindari perpecahan, bangun kembali keutuhan PKB yang dulu sempat besar. PKB itu dulu kan pernah 13 persen, sekarang di bawah 10 persen, bangun lagi," ungkap Wapres.

Wapres mengaku juga diundang ke Harlah PKB, namun ia ditugaskan untuk menghadiri Hari Anak Nasional (HAN) di Semarang.

"Saya diundang, cuma saya ditugasi Presiden untuk menghadiri disini, jadi saya tidak hadir," kata Wapres.

Ketua Panitia Harlah Ke-25 PKB KH. Yusuf Chudlory, menyampaikan pihaknya memilih Solo karena di bawah kepemimpinan, Wali Kota Gibran Rakabuming Raka ini, perkembangannya cukup pesat dengan banyak destinasi wisata baru yang lama tetapi sudah diperbarui hingga menarik teman-teman PKB dari daerah-daerah untuk berkunjung ke kota itu.

Dengan alasan tersebut, Solo menarik daerah untuk hadir tentu juga di situ banyak teman-teman dari eksekutif PKB, para bupati sekaligus nanti bisa belajar di daerah ini.

Harlah ke-25 PKB rangkaian kegiatan tasyakuran, istighotsah, sholawat. Selain itu ada juga pidato politik oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar.
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2023