Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan agar proyek-proyek infrastruktur di Indonesia memenuhi unsur tiga unsur, yaitu kuat, ramah lingkungan dan indah.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono di Nusa Dua, Bali, Senin malam, saat meninjau pembangunan jalan tol permukaan laut paket 1 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa yang menghubungkan tiga lokasi strategis di Pulau Dewata.

"Saya setuju bahwa semua desain yang tengah dibangun ini kalau saya boleh menyebut dalam tiga kata, `it must be strong`, kuat tidak boleh nanti ada apa-apa (di masa depan), `green` atau ramah lingkungan dan `beautiful`," katanya.

Setibanya di Bali, Presiden Yudhoyono langsung meninjau pembangunan perluasan bandara Ngurah Rai dan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada Oktober 2013.

Presiden Yudhoyono menyatakan rasa bangganya saat mendengar penjelasan jika seluruh proyek infrastruktur itu dikerjakan oleh anak bangsa.

"Saya punya tekad yang membaja, Bangsa Indonesia tidak boleh kalah dengan bangsa-bangsa (lain)," katanya.

Presiden mengaku keyakinannya bahwa bangsa Indonesia akan menjadi bangsa besar yang tidak kalah dengan bangsa lain bertambah setelah meninjau langsung perluasan bandara Ngurah Rai dan pembangunan jalan tol.

Pada kesempatan itu Presiden juga mengaku terkesan dengan infrastruktur Vladivostok, Rusia saat penyelenggaraan APEC 2012. Dan ia berharap Indonesia tidak kalah mengingat saat ini Indonesia disebut sebagai kekuatan kawasan dan pelaku global.

Pertemuan HLP

Presiden berada di Bali, 25-31 Maret, untuk memimpin pertemuan keempat Panel Tingkat Tinggi (High-Level Panel) Tentang Agenda Pembangunan Pasca-2015, menggelar rapat terbatas dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan dijadwalkan menghadiri acara Partai Demokrat.

Menurut keterangan resmi dari Kantor Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan HLP Agenda Pembangunan Pasca-2015 setelah sebelumnya rangkaian HLP dilaksanakan di New York (September 2012), London (November 2012), dan di Monrovia pada Januari 2013 yang lalu.

"Pertemuan Bali merupakan bagian penting dari rangkaian proses penyusunan agenda pembangunan pasca-2015," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.

Dengan disepakatinya elemen-elemen serta prinsip-prinsip dari kemitraan global dan perangkat-perangkat implementasinya, menurut Faizasyah, terdapat peluang yang lebih besar dan lebih pasti bagi realisasi agenda pembangunan baru tersebut.

Turut mendampingi Presiden Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya di Bali antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Menko Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Turut bergabung juga dengan rombongan Presiden Yudhoyono antara lain Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh.

(G003/A011)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013