Beijing (ANTARA) - China akan melakukan upaya maksimal untuk menjamin keamanan energi dan listrik di tengah kuatnya permintaan untuk listrik seiring perekonomian mengalami pemulihan dan gelombang panas melanda negara tersebut pada musim panas tahun ini, menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China pada Rabu (26/7).

Negara itu akan terus memperkuat pasokan energi, memaksimalkan output listrik dari berbagai sumber, dan meningkatkan koordinasi antarprovinsi guna menjamin keseimbangan surplus dan krisis, demi tercapainya keamanan energi, kata Ou Hong, seorang pejabat di NDRC, dalam sebuah konferensi pers.

"Kami yakin dan mampu menjamin pasokan energi dan listrik yang stabil selama puncak permintaan pada musim panas," tambah Ou.

Dia menjelaskan bahwa output listrik harian dan beban daya maksimum di China telah mencapai rekor tertinggi seiring pulihnya perekonomian dan cuaca panas yang terus melanda di seluruh wilayah negara itu mendorong lonjakan permintaan energi listrik.

Produksi listrik harian negara itu mencatat rekor tertinggi, yakni lebih dari 30,17 miliar kilowatt-jam (kWh) pada 2023, atau 1,51 miliar kWh lebih tinggi dari titik puncak pada tahun lalu. Sementara itu, beban daya maksimum juga mencapai rekor tertinggi sebesar 1,339 miliar kilowatt tahun ini.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu juga mencatat produksi yang stabil dan impor yang lebih cepat untuk batu bara sejak awal tahun ini. Saat ini, stok batu bara milik produsen-produsen listrik negara itu mencapai 198 juta ton, 23 juta ton lebih banyak daripada setahun lalu, yang cukup untuk memenuhi konsumsi selama hampir 26 hari, menurut NDRC.

Berkenaan dengan gas, baik produksi maupun impor gas alam berhasil mempertahankan pertumbuhan yang stabil, kata Ou.

Konsumsi gas alam yang terlihat mencapai 194,9 miliar meter kubik pada paruh pertama (H1) tahun ini, mewakili peningkatan 6,7 persen dari setahun lalu, kata Ou, seraya menambahkan bahwa puncak konsumsi gas harian untuk pembangkit listrik telah melampaui 250 juta meter kubik tahun ini.

Mengenai penurunan output pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Guan Peng, pejabat NDRC lainnya, mengatakan bahwa aliran air di cekungan-cekungan utama di wilayah barat daya negara tersebut tetap rendah, bahkan setelah memasuki musim banjir, sehingga menyebabkan penurunan produksi PLTA sebesar 22,9 persen pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan setahun yang lalu.

Guan juga menyampaikan bahwa negara tersebut telah mengambil berbagai langkah, termasuk terlebih dahulu meningkatkan simpanan air dan meningkatkan output listrik dari batu bara dan sumber energi baru, guna mendorong produksi listrik dan mengisi kesenjangan yang berpotensi muncul. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2023