Jenewa (ANTARA News) - Israel dan Suriah saling mengecam, Kamis, beberapa jam setelah Palang Merah Internasional mengakhiri "deadlock" (kebuntuan) 56 tahun dalam organisasi itu, dengan melakukan pemungutan suara memberikan pengakuan terhadap gerakan kemanusiaan di Israel dan Palestina. "Keputusan kali ini mengakhiri ketidakadilan historis yang ada selama ini," kata duta besar Israel, Itzhak Levanon, kepada AFP sebelum mengecam Damascus yang menurutnya berusaha keras membentangkan kendala politis dalam upaya mencari penyelesaian dari isu "murni kemanusiaan". Namun Duta besar Suriah Bashar Jaafari mengatakan keputusan forum tersebut, yang mengabulkan keanggotaan bagi Israel, sebagai "bencana bagi hukum kemanusiaan internasional". Jaafari mengatakan Komite Internasional Palang Merah yang membuat keputusan tersebut kini "tak lagi bersikap netral" dan mengatakan keputusan itu diambil hanya untuk menyenangkan pihak Israel dan Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri AS menyambut gembira keputusan yang dikatakan sebagai "keputusan bersejarah yang memenuhi aspirasi dari gerakan kemanusiaan yang tertua dan terbesar di dunia untuk menjadi gerakan universal yang murni." Adam Ereli juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada pers "Dua gerakan kemanusiaan (Palang Merah Israel dan Palestina) kini dapat mengandalkan dukungan penuh Palang Merah dan Gerakan Bulan Sabit Merah saat mereka memenuhi misi melayani mereka yang membutuhkan." Konferensi juga melakukan pemungutan suara sebelumnya untuk mengubah status gerakan Palang Merah dan memberikan lampu hijau bagi keanggotaan Israel dan Palestina. Konferensi yang terdiri dari 192 negara penanda tangan Konvensi Jenewa dan perwakilannya yang membentuk gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah internasional menyetujui perubahan tersebut dengan perbandingan suara setuju dan tidak setuju 237-54 dengan 18 suara abstain. Voting yang menghasilkan jumlah suara setuju lebih dari dua pertiga quorum diambil setelah upaya mencari titik temu semua pihak tidak berhasil. Gerakan Palang Merah umumnya secara tradisi selalu berupaya memperoleh kesepakatann melalui konsensus untuk menghindari pemungutan suara yang amat konfrontatif. Konferensi yang berlangsung selama pekan ini dihimbau untuk memberikan persetujuan secara resmi terhadap persetujuan yang diambil tahun lalu yang juga diambil secara pemungutan suara yang membuka jalan untuk memberikan keanggotaan bagi gerakan kemanusiaan Israel Magen David Adom (MDA), Red Star of David. MDA secara resmi tidak diakui oleh Konvensi Jenewa walaupun Israel juga termasuk negara penanda tangan karena gerakan itu menolak untuk hanya menggunakan simbol palang mereh atau bulan sabit merah. Palang Merah AS telah membekukan 36 juta dolar AS iuran wajib kepada Palang Merah Internasional sejak tahun 2000 karena mengucilkan MDA. Sementara Palang Merah Palestina ditolak keanggotaannya karena status negara itu. Konferensi juga membuat peraturan yang khusus yang mengatur kasus Palestina.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006