Jakarta (ANTARA News) - Anemia, penyakit kurangnya kadar hemoglobin atau sel darah merah, dalam jangka panjang dapat merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga harus diwaspadai sejak dini, kata pakar kesehatan darah dan kanker, Dr. Nadia Ayu Mulansari SpPD.

"Dalam jangka panjang anemia dapat merusak sistem kekebalan tubuh, mengganggu kerja organ vital dan memicu berbagai penyakit berbahaya," ujar dokter Divisi Hematologi-Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) itu di Jakarta, Rabu.

Nadia menjelaskan, anemia dapat menyebabkan jantung bekerja lebih berat dalam meningkatkan jumlah darah yang beredar.

Jika jantung bekerja berat dalam jangka waktu yang lama, menurut dia, maka jantung akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung, dan memicu gagalnya fungsi organ tubuh ini.

"Bila anemia sudah menimbulkan sesak napas, itu berarti dia sudah akut karena anemia sudah mengganggu fungsi jantung," katanya.

Sesak napas tersebut, dikemukakannya, akibat tubuh kekurangan asupan oksigen.

Ia mengemukakan, jika kadar hemoglobin dalam darah berkurang, maka kadar oksigen dalam darah akan ikut berkurang.

Oksigen menggunakan jasa sel darah merah untuk bisa dialirkan ke seluruh tubuh.

"Bila sel darah merah berkurang, maka secara otomatis oksigen juga sulit untuk beredar ke seluruh tubuh," katanya.

Nadia mengemukakan pula, "Sebuah survei yang dilakukan fakultas kedokteran di beberapa universitas di Indonesia pada 2012 menemukan 50 hingga 63 persen ibu hamil menderita anemia. Selain itu ada 40 persen wanita usia subur turut mengalami anemia."

Adapun Asian Development Bank (ADB) mencatat, pada 2012 sebanyak 22 juta anak Indonesia menderita anemia sehingga menyebabkan penurunan kemampuan intelektual (intelligence quotient/IQ)-nya.
(T.M048/Rw.P003)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013