Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan siswa SLTA yang gagal ujian nasional (UN) tahun ajaran 2005/2006 bisa mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPBM) untuk masuk universitas pada tahun ajaran 2006/2007 ini. Untuk itu, Mendiknas Bambang Sudibyo akan menyurati seluruh rektor perguruan tinggi serta lembaga dan instansi terkait, termasuk TNI, agar menerima pedaftaran mereka ini. Sebab, mereka tengah mengikuti kejar program paket C (setara SLTA). "Ini solusi yang penting. Jangan sampai mereka terhambat masuk ke perguruan tinggi melalui SPMB maupun jalur-jalur penerimaan lainnya," ujar Ketua Komnas HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara sesuai pertemuan dengan Mendiknas Bambang Sudibyo di Jakarta, Jumat. Pertemuan dengan jajaran Mendiknas ini terkait dengan pengaduan siswa yang gagal UN ke Komnas HAM. "Soal pelanggarannya HAM, masih harus kita teliti dulu," ujar Garuda yang ditemani wakilnya Amidan. Sebelumnya diberitakan, persentase kelulusan siswa SLTA tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu dari 80,76% pada UN tahun 2004/2005 menjadi 92,50% pada UN 2005/2006. Untuk Madrasah Aliyah (MA) dari 80,37% menjadi 90,82%. SMK dari 78,29% pada UN 2004/2005 menjadi 91,00% pada UN 2005/2006. UN 2006 dilakukan. Ujian Nasional sendiri telah dilakukan serentak di seluruh Indonesia, yang diikuti oleh 1.958.746 siswa SLTA. Garuda menyebutkan lulus paket C setara dengan UN dari jalur formal, karena program ini ada dalam UU Sisdiknas. Oleh karena itu, seluruh instansi harus memperlakukan sama lulusan paket C dengan pendidikan formal. "Kalau memperlakukannya secara diskriminasi, itu justru melanggar hak azasi manusia," ujar Garuda. Sementara itu, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas Ace Suryadi mengatakan kalau sudah selesai pendaftaran paket C pada akhir Juni ini kemungkinan pada pertengahan Juli nanti sudah bisa diadakan ujian kesetaraan kejar paket C ini. Pada dasarnya ujian nasional di program paket ini tidak jauh berbeda dengan ujian nasional di jalur pendidikan formal. Baik materi maupun standar kelulusannya. Misalnya, untuk lulus harus berada di atas rata-rata nilai 4,5 dan setiap mata pelajaran harus lulus di atas nilai 4,25. Bahkan, mata ujiannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan ujian di jalur formal, masing-masing enam mata pelajaran baik jurusan IPA maupun IPS. Untuk IPS, mata pelajaran (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), bahasa Inggris, Sosiologi, Tata Negara, bahasa Indonesia, dan Ekonomi. Sedangkan, ujian bagi jurusan IPA, yaitu PPKn, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Fisika dan matematika, Biologi, dan Kimia. "Saya ditugaskan oleh Menteri untuk mempersiapkan paket C ini, karena pemerintah tidak melakukan ujian nasional ulangan lagi," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006