Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, Sabtu menerima sejumlah senjata yang diberikan penduduk sipil di kediamannya, seraya mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak orang lagi yang menyerahkan senjata mereka saat krisis politik yang telah berlangsung berpekan-pekan ini. Popularitas presiden yang makin berkembang dalam kaitan upayanya untuk mengelakkan konflik dengan perdana menteri atas krisis yang memicu kerusuhan bulan lalu, mengatakan bahwa tujuh senjata telah diserahkan oleh penduduk sipil, namun dia tidak mau menyebut nama atau mengizinkan untuk diambil fotonya. "Prioritas pemerintah saat ini adalah mendapatkan semua senjata yang dikuasai rakyat sipil dikembalikan ke tangan pemerintah... Saya ingin meyakinkan kepada setiap penduduk sipil untuk mengembalikan senjata mereka," katanya seperti dikutip AFP. Gusmao mengatakan dia telah mengunjungi kamp-kamp sementara di mana puluhan ribu warga Timor Leste berada akibat kerusuhan Mei lalu, yang menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas, dan menjelaskan diberikannya senjata-senjata itu berkaitan dengan ketakutan mereka yang besar. "Mereka itu takut," katanya. Presiden, yang tak jadi mengundurkan diri Jum at meskipun ada ancaman untuk melakukan itu jika Perdana Menteri Mari Alkatiri tidak mundur, akan mengembalikan senjata-senjata tersebut kepada penuntut umum Timor Leste, yang juga ada di kediamannya di pinggiran kota. Dia mengatakan, ia telah memeriksa apakah senjata-senjata itu termasuk senjata yang diduga diberikan oleh menteri dalam negeri kepada penduduk sipil, dengan tuduhan mereka ditugasi untuk membunuh lawan-lawan politik Alkatiri. Satu dokumen berisi pengakuan-pengakuan menunjukkan keterlibatan Alkatiri dalam mempersenjatai pasukannya dengan menteri dalam negeri Rogerio Lobato yang menyebabkan presiden meminta dia mundur pada awal pekan ini. Lobato kini menghadapi tuduhan-tuduhan yang menyebabkan dia bisa dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun. Ketika Alkatiri menolak untuk mundur, Gusmao mengancam dirinya akan mengundurkan diri, namun Jum`at dibujuk untuk tetap bertahan oleh sejumlah pendukungnya serta tekanan-tekanan internasional.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006