Banda Aceh (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh menyatakan terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di provinsi setempat dalam upaya memperkecil gap antara desa dan kota.
 
“OJK Aceh menerapkan strategi yang efektif dengan memperhatikan tingkat literasi dan inklusi antara desa dan kota, keterbatasan informasi yang diperoleh masyarakat yang ada di daerah terluar, terdepan dan tertinggal terkait dengan produk dan layanan LJK,” kata Kepala OJK Aceh Yusri di Banda Aceh, Jumat.
 
Ia menjelaskan berdasarkan SNLIK Tahun 2022, tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Aceh berada di atas tingkat literasi dan inklusi nasional serta meningkat dibanding periode survei sebelumnya pada 2019.

 
Ia menyebutkan tingkat literasi masyarakat Aceh saat ini sebesar 49,87 persen (nasional: 49,68 persen) meningkat dari survei tahun 2019 sebesar 44,36 persen (nasional: 38,03 persen), sedangkan tingkat inklusi sebesar 89,87 persen (nasional: 85,01 persen) meningkat dari survei tahun 2019 sebesar 86,09 persen (nasional: 76,19 persen).
 
“Alhamdulillah gap antara tingkat literasi dan inklusi masyarakat Aceh pada 2022 dapat diperkecil menjadi 40,00 persen dibandingkan gap pada 2019 sebesar 41,73 persen,” katanya.
 
Ia menambahkan OJK Aceh juga melakukan sosialisasi dan edukasi serta training of trainers secara berkelanjutan, mengoptimalkan pelaksanaan program dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) seluruh kabupaten/kota yang telah dibentuk pada 2022, mengadakan event  yang mendorong inklusi keuangan, peningkatan jumlah rekening pelajar, mendorong pembentukan adanya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di seluruh kabupaten/kota di wilayah Aceh

Baca juga: OJK Aceh terima 34 pengaduan masyarakat

Baca juga: OJK: Pinjaman online masyarakat Aceh capai Rp1,83 triliun

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2023