Batam (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu pagi melakukan pertemuan empat mata dengan PM Singapura, Lee Hsien Loong, di Batam, terutama untuk membicarakan pembentukan kawasan ekonomi khusus di Batam, Bintan dan Karimun. Pertemuan tersebut diperkirakan akan juga membahas isu lain terkait hubungan kedua negara seperti perjanjian ekstradisi, kerja sama pertahanan dan pemberantasan terorisme. Pertemuan kedua pemimpin berlangsung di hotel Nongsa Point Marina, Batam, didahului kunjungan kehormatan PM Lee kepada Presiden Yudhoyono pada pukul 11.00 WIB, PM Lee tiba di Batam dengan menggunakan kapal laut pada Minggu pagi, sementara Presiden Yudhoyono tiba pada hari yang sama dengan menggunakan pesawat kepresidenan dari Jakarta. Pertemuan empat mata Yudhoyono-Lee kemudian diikuti pertemuan lengkap yang dihadiri para menteri dan pejabat tingginya. Delegasi Indonesia antara lain terdiri atas Menlu Hassan Wirajuda, Menko Perekonomian Boediono, Menko Polhukam Widodo AS, Menperin Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Pangestu dan Menhub Hatta Radjasa. Sementara PM Lee didampingi Menteri Senior Goh Chok Tong, Menlu George Yeo dan Menteri Perdagangan dan Industri, Lim Hng Kiang. Usai pertemuan bilateral, Yudhoyono dan Lee akan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) tentang pembentukan kawasan ekonomi khusus di Batam, Bintan dan Karimun. Penandatanganan MOU akan dilakukan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Boediono dan Menteri Perdangangan dan Industri Lim Him Kian Selain mengadakan pertemuan empat mata dan bilateral, Presiden Yudhonyono dan PM Lee juga akan bertemu dengan para pelaku bisnis kedua negara. Selama berada di Batam, Presidan Yudhoyono juga dijadwalkan meresmikan Politeknik Batam pada Minggu sore, dan besok (Senin, 26/6) bertemu dengan PM Australia John Howard guna membicarakan kesepakatan arah hubungan Indonesia dan Australia pasca insiden pemberian visa perlindungan sementara kepada 42 warga Papua, pencari suaka.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006