Bandung, (ANTARA News) - Pakar cacing dari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapet Unpad) Ir Bambang Sudiarto mengatakan, keberadaan cacing tanah dapat membantu penanganan `darurat sampah` di Kota Bandung dengan memeliharanya di tempat penampungan akhir (TPA) atau tempat penampungan sementara (TPS). "Sampah yang ditampung di TPA atau TPS tersebut, dapat dijadikan sumber makanan cacing," katanya, di Bandung, Minggu (25/6). Menurut dia, kemudahan memanfaatkan cacing tanah sebagai sarana membantu penanganan sampah tersebut, terletak pada sifatnya yang gemar makan hingga masyarakat yang tinggal di kawasan TPA atau TPS tinggal memilah antara sampah organik dengan non-organik. Ia mengatakan manfaat lainnya dari cacing tanah yang dibudidayakan di TPA atau TPS tersebut, dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat. "Pasalnya dari budidaya cacing tanah itu, dapat menghasilkan tepung cacing tanah untuk ternak ikan atau ke depannya nanti juga cacing tanah dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani seperti yang telah dilakukan di Inggris," katanya. Atau, lanjut dia, dari kotoran cacing tanah juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk hingga dapat dikatakan cacing tanah itu memiliki tiga potensi, yakni, sarana pengelolaan lingkungan, sumber pupuk organik, dan sumber protein hewani. Oleh karena itu, ia mengemukakan tidak salahnya jika pemerintah dapat mendorong masyarakat yang tinggal di kawasan TPA/TPS untuk memanfaatkan potensi yang ada dari cacing tanah. "Sayangnya sampai sekarang, masyarakat belum memahami atau mengerti bagaimana memanfaatkan cacing tanah tersebut," katanya. Ia mengatakan setidaknya ada dua manfaat penting dari cacing tanah, yakni, `vermicomposting` atau pengomposan dari cacing tanah dan budi daya cacing tanah. Sedangkan jenis cacing tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah itu, antara lain, jenis Lumbricus rubellus, Pheretima atiatica, Peryonix excavatus dan Eisinia fetida. "Untuk mendapatkan cacing tanah yang akan dimanfaatkan dalam pengelolaan sampah tersebut, tergolong mudah," katanya.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006