Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak dalam area positif, naik empat poin menjadi Rp9.750 per dolar AS dari posisi sebelumnya, Rp9.754 per dolar AS.
 
"Data AS yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan sektor swasta yang lebih lemah dari ekspektasi dan kenaikan klaim awal pengangguran memicu mata uang dolar AS melemah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.

Angka-angka ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dinilai mengecewakan, menurut dia, dapat menambah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan terus mempertahankan program pembelian obligasi sehingga mendatangkan tekanan pada nilai dolar AS terhadap mata uang dunia.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada, juga mengatakan pernyataan The Fed bahwa program pembelian obligasi kemungkinan akan berakhir pada penghujung tahun ini akan membayangi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan.

"The Fed dikabarkan akan mulai menguranginya secara bertahap. Pernyataan tersebut akan membuat nilai tukar dolar AS cenderung menguat menguat," katanya.

Selain itu, menurut Artiston, data inflasi domestik bulan Maret yang dinilai tinggi juga masih membayangi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2013