Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan penumpang reguler kereta api ekonomi jarak jauh tujuan Yogyakarta-Jakarta protes rencana kenaikan tarif kereta ekonomi serta penerapan perubahan jadwal yang dianggap merugikan penumpang.

"Ini merupakan aksi spontanitas dari pengguna kereta api jarak jauh, setelah kami mendengar adanya rencana kenaikan tarif kereta ekonomi hingga berkali-kali lipat," kata Koordinator Aksi Paguyuban Masyarakat Pengguna dan Pelanggan Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh Yogyakarta-Jakarta Stevanus Dwi di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, pengguna kereta api ekonomi merasa sangat keberatan dengan rencana PT Kereta Api yang akan menaikkan tarif kereta api ekonomi dari Rp35.000 hingga menjadi Rp150.000 per Juni, karena seluruh kereta akan dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara.

Padahal, lanjut dia, fasilitas pendingin udara yang akan ditempatkan di kereta ekonomi tersebut bukan pendingin udara seperti di kereta eksekutif, namun pendingin udara seperti yang biasa dipasang di rumah.

"Kami tidak membutuhkan pendingin udara. Yang kami butuhkan adalah layanan kereta api sesuai jadwal. Selama ini, perjalanan kereta api ekonomi sering molor dari jadwal yang sudah ditetapkan," ucapnya.

Selain keberatan dengan rencana kenaikan tarif, pada pengguna kereta api ekonomi jarak jauh tersebut juga keberatan dengan perubahan jadwal kereta api pascapenerapan grafik perjalanan kereta (gapeka) 2013 per 1 April.

Penerapan gapeka membuat penumpang kereta api ekonomi tidak memiliki banyak pilihan untuk memilih kereta api yang akan digunakan untuk pergi pulang Yogyakarta-Jakarta.

"Dengan penerapan jadwal baru, kereta ekonomi yang bisa diakses dari Stasiun Senen Jakarta hanya Progo. Dulu ada Kereta Bengawan, tetapi kini kereta itu berangkat dari Stasiun Tanjung Priok," tuturnya. Kereta Bengawan kini berangkat dari Jakarta pukul 13.00 WIB setelah sebelumnya diberangkatkan pukul 19.40 WIB, dan Kereta Progo berangka pukul 22.00 WIB, sebelumnya pukul 21.00 WIB.

Sementara itu, Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Sri Winarto mengatakan, penerapan gapeka per 1 April tentu akan mengundang pro dan kontra dari penumpang.

"Jadwal perjalanan itu diubah berdasarkan hasil evaluasi selama satu tahun. Kami juga sudah menyosialisasikannya. Jika ada yang belum mengerti, itu bisa dimaklumi," ujarnya. Ia juga menegaskan, tidak ada kenaikan tarif kereta ekonomi, sehingga tarif kereta Progo tetap Rp35.000 sekali perjalanan.

Dalam rangkaian Progo, PT Kereta Api Daop VI mulai menyisipkan kereta yang dilengkapi fasilitas pendingin udara. Jumlah kereta yang disisipkan juga disesuaikan kondisi penumpang. "Terkadang satu atau dua kereta," katanya.

Tarif kereta ekonomi dengan fasilitas pendingin udara tersebut dijual lebih mahal, dengan tarif batas atas Rp150.000 sekali perjalanan. "Kereta berpendingin udara itu adalah pilihan. Jika penumpang tidak mau, maka mereka bisa memilih kereta lain, atau moda transportasi lain," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013